2017

Home » Blog » 2017 » Pembelajaran Abad Ke-21: Learning For Life Bukan Learning For School

29-01-17

Pembelajaran Abad Ke-21: Learning For Life Bukan Learning For School



  • Bahasa Indonesia
  • English

Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt
American Society for Quality (www.asq.org) CMQ/OE, CQA, CSSBB, CQE, CQIA
American Production and Inventory Control Society (www.apics.org) CFPIM, CSCP
International Quality Federation (www.iqf.org) Six Sigma Master Black Belt
Registration Accreditation Board (www.exemplarglobal.org) Quality Management System Practitioner

 

Education is the most powerful weapon we can use to change the world

Nelson Mandela

 

Tantangan sekolah dan perguruan tinggi di Abad ke-21 semakin berat, karena banyak pihak bisnis dan industri sebagai pengguna langsung lulusan baru dari sekolah dan perguruan tinggi menanyakan di mana letak keunggulan suatu sekolah dan perguruan tinggi? sebagai FAKTA akan ke-TIDAK MAMPU-an sekolah dan perguruan tinggi dalam menghasilkan lulusan yang siap bekerja atau siap memasuki dunia bisnis dan industri? Seringkali kerangka berpikir dari lulusan baru itu juga dipertanyakan, karena mereka TIDAK MEMAHAMI apa-apa ketika memasuki dunia kerja. Gugatan seperti ini TELAH banyak dikemukakan di negara-negara maju yang dikenal memiliki bisnis dan industri modern.

Menyadari hal ini, Association for Supervision and Curriculum Development (ASCD) yang terdiri dari 140,000 anggota berasal dari: pengawas, kepala sekolah, guru, dosen (professors), dan lain-lain dari 134 negara di dunia, serta mencakup lebih dari 56 anggota organisasi, melakukan langkah-langkah strategik untuk memperbaiki kurikulum, metode pembelajaran dan pengajaran agar MAMPU beradaptasi dengan kebutuhan dunia nyata di seluruh dunia.

ASCD (2004) kemudian mengadopsi Design Thinking for Education yang telah diuji coba dalam PRAKTEK sehingga memberikan hasil POSITIF. Kemudian pada tahun 2011 ASCD menerbitkan buku bagus sebagai panduan dalam pembuatan unit-unit modul pembelajaran berkualitas tinggi. Metode pembelajaran dan pengajaran yang dilakukan adalah menggunakan A-M-T (Acquisition, Meaning, Transfer) Learning Goals and Teaching Roles seperti bagan-bagan terlampir.


 

Jika memperhatikan A-M-T Learning Goals and Teaching Roles ini, maka kita akan bisa memperkirakan betapa rendahnya kualitas (kompetensi) lulusan sekolah dan perguruan tinggi, jika metode pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi itu TIDAK DIPERBAHARUI, yaitu: HANYA melakukan ringkasan langsung dari buku-buku teks yang bersifat TEORITIS dan mempresentasikan kembali ringkasan itu menggunakan power point saja. Model pembelajaran USANG seperti ini adalah belajar untuk sekedar memperoleh nilai kelulusan yang TIDAK BERKOMPETENSI (Learning for School) BUKAN menghasilkan lulusan yang MAMPU berkompetisi dan memiliki KOMPETENSI ketika melamar pekerjaan dalam dunia bisnis dan industri (Learning for Life).

Salam SUCCESS.

WordPress Tabs Free Version

Posted in
css.php