2017

Home » Blog » 2017 » Memasuki Era Baru dalam Implementasi Sistem-sistem Manajemen Internasional Terintegrasi

11-05-17

Memasuki Era Baru dalam Implementasi Sistem-sistem Manajemen Internasional Terintegrasi



  • Bahasa Indonesia
  • English

Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt & Certified Management System Lead Specialist

 

Apa yang terlintas dalam pemikiran ketika kita melihat Bagan 1 terlampir: Tidak tahu apa-apa, Bingung, Crowded, Frustrasi, Tidak Peduli, dll? Semua itu menggambarkan pola pikir (mindset) yang ada di kepala kita berkaitan dengan Integrated Management Systems sekaligus menunjukkan “kerumitan berpikir” kita selama ini yang membuat KOMPETENSI (Effectiveness of Competence = EC) kita RENDAH! Karakteristik utama dari “kerumitan pola pikir kuno” adalah RUMIT, TERLALU BERTELE-TELE, dan STM (Sibuk Tak Menentu) TANPA menghasilkan kinerja yang ruuuarrrr biasa (lebih dari luar biasa).

Cara TERBAIK untuk memahami Sistem-sistem Manajemen Terintegrasi dalam era informasi sekarang ini adalah membersihkan semua pola pikir kita yang SALAH selama ini yaitu berpikir PARSIAL, Terkotak-kotak, dll sehingga diibaratkan seperti “kertas putih yang SIAP ditulis kembali dengan TINTA EMAS” yang terintegrasi dalam pola pikir Sistem-sistem Manajemen Terintegrasi.

Menghadapi era baru dalam aplikasi Sistem-Sistem Manajemen Terintegrasi (Mulai dari tahun 2015 ke depan), maka satu-satu landasan berpikir dan KOMPETENSI yang harus dipahami adalah: mengacu kepada Annex SL High Level Structure of ISO.

Annex SL (High Level Structure of ISO) adalah format Sistem Manajemen Baru yang membantu merampingkan (memadatkan) pembuatan standar-standar baru dan memudahkan aplikasi beberapa standar internasional (lebih dari 2, 3, 4, 5, dst) sekaligus dalam satu organisasi. Annex SL (HLS of ISO) menyediakan struktur dasar dan teks standar untuk memahami standar sistem-sistem manajemen internasional secara terintegrasi, ringkas, mudah, efektif dan efisien.

Aplikasi Annex SL (HLS of ISO) dalam sistem-sistem manajemen terintegrasi HARUS mengikuti 10 klausul berikut:

  1. Scope
  2. Normative References
  3. Terms and Definitions
  4. Context of the Organization
    1. Understanding Organization and Its Context
    2. Understanding Needs and Expectations of Interested Parties
    3. Determining Scope of the Integrated Management Systems
    4. Integrated Management Systems
  5. Leadership
    1. Leadership and Commitment
    2. Policy
    3. Organization Roles, Responsibilities, and Authorities
  6. Planning
    1. Actions to Address Risks and Opportunities
    2. Objectives and Planning
    3. Planning of Changes
  7. Support
    1. Resources
    2. Competence
    3. Awareness
    4. Communication
    5. Documented Information
      1. General
      2. Creating and Updating
      3. Control of Documented Information
  8. Operation
    1. Operational Planning and Control
  9. Performance Evaluation
    1. Monitoring, Measurement, Analysis, and Evaluation
    2. Internal Audit
    3. Management Review
  10. Improvement
    1. Nonconformity and Corrective Action
    2. Continual Improvement

Jika kita memperhatikan 10 klausul dalam Annex SL (HLS of ISO), maka secara CERDAS kita HARUS membangun Tiga Pillar Utama dalam sistem-sistem manajemen terintegrasi apa saja yang akan diterapkan dalam organisasi apa saja (public or private).

Ketiga Pilar utama itu adalah:

  1. Pilar Integrated Processes yang terdiri dari integrated people process, integrated suppliers process, integrated operational process, integrated support process, and integrated customers process.
  2. Pilar Integrated Risks yaitu bertanggung jawab untuk aplikasi sistem manajemen risiko ke semua integrated processes pada poin 1 di atas.
  3. Pilar Integrated Audits yaitu melakukan audit secara terintegrasi terhadap semua integrated processes dalam poin 1 di atas.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka Vincent Gaspersz mengajukan 4 langkah berikut untuk menyederhanakan langkah-langkah dimulai dari desain, implementasi, monitoring dan evaluasi, audit internal, dan perbaikan terus-menerus dari semua integrated management systems (lebih dari 2, 3, 4, 5, dst) yang diterapkan dalam organisasi apa saja (public or private), sebagai berikut:

  • Langkah pertama: Mengidentifikasi semua proses yang ada dalam organisasi (public or private), kemudian mengintegrasikan proses-proses itu ke dalam integrated processes yang mencakup: integrated people process, integrated suppliers process, integrated operational process, integrated support process, and integrated customers process.
  • Langkah kedua: Memasukan pertimbangan manajemen risiko sejak awal desain dan perencanaan integrated processes dalam langkah pertama, kemudian memonitor dan menurunkan terus-menerus risiko-risiko di dalam proses-proses terintegrasi dalam langkah pertama itu menggunakan pola pikir berbasis risiko (risks-based thinking). ISO 31000 (Sistem Manajemen Risiko) dapat dijadikan panduan dalam langkah kedua ini.
  • Langkah ketiga: Secara periodik (setiap 6 bulan) melakukan audit internal terhadap semua integrated processes dalam langkah pertama di atas sebagai bentuk pertanggung-jawaban PROFESIONAL atas aplikasi semua integrated management systems (lebih dari 2, 3, 4, 5, dst) di dalam organisasi apa saja (public or private). ISO 19011 tentang Panduan Audit Sistem-sistem Manajemen dapat dijadikan referensi untuk langkah ketiga ini.
  • Langkah keempat: Mengelola semua integrated processes dalam langkah pertama di atas, menggunakan PDCA for SUCCESS (Hasil kreasi dan modifikasi ciptaan Vincent Gaspersz) berbasiskan kepemimpinan 360-Derajat versi John Maxwell yang pernah diposting dalam blog ini.

    Catatan: bagi organisasi Lean Six Sigma, maka metodologi DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) dapat dipakai secara bersamaan dengan PDCA (Plan, Do, Check, Act). Referensi metodologi DMAIC dapat menggunakan ISO 13053-1: Metodologi DMAIC.

 

Jika keempat langkah di atas berhasil diterapkan, maka akan membebaskan manajemen organisasi apa saja (public or private) dari berbagai redundancy (keadaan berlebihan dalam segala hal yang TIDAK BERMANFAAT) baik berkaitan dengan kelebihan penggunaan orang, materials, informasi, dokumentasi, waktu, energi, dan berbagai sumber daya lain yang TIDAK EFEKTIF dan TIDAK EFISIEN sehingga menghilangkan “kata sibuk, tidak ada waktu, dll” seperti ditunjukkan dalam Bagan 2 terlampir.

 

Salam SUCCESS.

WordPress Tabs Free Version

Posted in
css.php