-
Bahasa Indonesia
-
English
Dalam model pendidikan kewirausahaan menuju kebebasan finansial yang didesain oleh VG, pada sisi sebelah kanan berkaitan dengan OPPORTUNITY untuk menggunakan uang orang lain (OPM = Other People Money) dan pada sisi sebelah kiri berkaitan dengan OPPORTUNITY untuk menggunakan waktu orang lain (OPT = Other People Time).
Berkaitan dengan OPPORTUNITY untuk menggunakan OPM (Other People Money), maka sebagai seorang wirausaha (entrepreneur) kita BISA meniru pemilik bank. Dalam hal ini yang HARUS dibangun adalah KEPERCAYAAN, di mana apabila suatu bank TELAH sangat dipercayai oleh orang lain (dalam hal ini nasabah), maka modal sendiri paling HANYA sekitar 10-15% sedangkan sisanya sekitar 85-90% adalah dana pihak ketiga (OPM = Other People Money). Dengan prinsip yang sama, apabila kita sebagai wirausaha (entrepreneur) profesional TELAH dapat dipercayai, maka akan semakin banyak (sekitar 85-90%) OPM (Other People Money) yang dikelola oleh kita, sedangkan modal (uang) pribadi paling banyak hanya 10-15%. Dalam kasus NAMA BAIK kita telah layak dipercaya oleh orang lain, maka kita telah layak memasuki kuadran I (Investor) dalam Cashflow Quadrant yang diperkenalkan oleh Robert Kiyosaki itu. Jika kita telah berada dalam kuadran I (Investor), maka kita PASTI akan memperoleh KEBEBASAN FINANSIAL (FINANCIAL FREEDOM).
Dengan demikian seperti apa yang selalu dikatakan oleh VG bahwa: U.A.N.G. = Usaha Agar Nama Gemilang (Layak Dipercaya Orang Lain) secara otomatis akan menarik uang (seperti magnet yang menarik benda di sekelilingnya) yang dalam konteks pembahasan tentang model kewirausahaan menuju kebebasan finansial adalah memasuki Kuadran I (Investor) menggunakan OPM (Other People Money). Jadi telah JELAS bahwa kepemilikan modal (uang sendiri) BUKAN menjadi JAMINAN untuk menjadi wirausaha profesional, TETAPI kepemilikan NAMA BAIK yang layak dipercaya berupa U.A.N.G. (Usaha Agar Nama Gemilang) merupakan JAMINAN MUTLAK dalam memanfaatkan OPM (Other People Money) untuk menuju kebebasan finansial. Dengan demikian pendidikan kewirausahaan menuju kebebasan finansial yang HARUS ditekankan adalah UANG (Usaha Agar Nama Gemilang) berupa membangun modal KEPERCAYAAN bagi orang lain agar MAU memberikan uang (modal) mereka untuk dikelola oleh kita. Fokus seharusnya pada Kepemilikan UANG–Usaha Agar Nama Gemilang (Nama Baik) BUKAN fokus pada modal uang.
Pada sisi sebelah kiri dari model pendidikan kewirausahaan menuju kebebasan finansial adalah OPPORTUNITY menggunakan waktu (dan keahlian) orang lain (OPT = Other People Time). Kembali kita mengambil contoh pemilik suatu bank yang sangat dapat dipercayai oleh nasabah PASTI akan diisi oleh orang-orang yang SANGAT PROFESIONAL dalam hal KEPEMIMPINAN dan MANAJEMEN. Berkaitan dengan penggunaan OPT (Other People Time) untuk membangun bisnis (apa saja), maka PILAR UTAMA yang HARUS diperhatikan adalah Leadership (Kepemimpinan). Tulisan berikut berfokus pada membangun TEAM melalui kepemimpinan . Dengan demikian seorang wirausaha (entrepreneur) profesional adalah seorang PEMIMPIN yang mengembangkan Visi (Vision), Menyesuaikan (Align), Memberdayakan (Empower), Melatih (Coach), Mempedulikan (Care) untuk Membangun dan Memperbaiki/Meningkatkan SISTEM.
Seorang wirausaha yang profesional akan membangun TEAM untuk mengembangkan bisnis (apakah menggunakan modal sendiri atau modal orang lain-OPM/Other People Money) dengan berfungsi sebagai PEMIMPIN. Ketika hal ini telah dilakukan dan SUCCESS, maka wirausaha itu telah memasuki Kuadran B (Business Owner: Pemilik SISTEM Bisnis) yang akan membawanya menuju kebebasan finansial.
VG selalu menggunakan akronim PEMIMPIN = PEMIMPI (Orang yang memiliki impian berupa visi yang jelas) + N (NIAT = Nyatakan Impian Agar Terwujud). Jadi PEMIMPIN adalah orang yang MAMPU merealisasikan IMPIAN (Visi) menjadi ke-NYATA-an. PEMIMPIN akan menjadi lebih SEMPURNA apabila wirausaha profesional itu menjadi PEMIMPIN berdasarkan KASIH (Kehendak Allah Selalu Isi Hati).
Berikut ini beberapa KARAKTERISTIK utama dari seorang PEMIMPIN yang biasa disebut sebagai PEMIMPIN yang ber-KARAKTER (ber-INTEGRITAS).
- Mempunyai kesabaran untuk mencapai keunggulan dan membenci birokrasi,
- Hidup dengan kualitas, mengendalikan biaya dan kecepatan pelayanan untuk mencapai keunggulan kompetitif
- Mempunyai kepercayaan diri, melibatkan setiap orang, dan berperilaku baik tanpa mengenal pembatasan-pembatasan,
- Menciptakan visi yang berlandaskan realitas, sederhana, jelas, dan mengkomunikasikan visi itu kepada semua orang,
- Memiliki semangat yang sangat besar dan kemampuan memberikan semangat kepada orang lain,
- Menetapkan sasaran agresif, luas, menghargai kemajuan, namun memahami komitmen dan pertanggungjawaban,
- Melihat perubahan sebagai OPPORTUNITY (Kesempatan), bukan THREAT (Ancaman),
- Memiliki pemikiran global, membangun keberagaman dan tim-tim global (Global Team).
Ke-PEMIMPIN-an yang EFEKTIF akan MAMPU membangun TEAM yang profesional. VG selalu menggunakan akronim TEAM sebagai:
- Together
- Everyone
- Achieves
- More
Agar hasil dari tim kerja sama menjadi lebih besar dari penjumlahan hasil kerja individual, yang berarti terjadi sinergi (synergy) dalam pembentukan tim kerja sama itu, maka wewenang dan tanggung jawab dari tim kerja sama itu harus diberikan melalui pendelegasian tugas. Dalam hal ini harus ada pemberdayaan (empowerment) terhadap tim kerja sama itu melalui COACHING dari PEMIMPIN bisnis yang notabene adalah seorang wirausaha profesional. Dengan demikian peran dari wirausaha profesional juga sebagai seorang Business COACH (Pelatih Bisnis).
Dalam membentuk tim kerja sama guna menciptakan PARTISIPASI TOTAL membutuhkan beberapa persyaratan, yang disebut prinsip 11K, antara lain:
- Komitmen, berarti pembentukan tim harus berlandaskan pada kesepakatan semua pihak yang terlibat dalam proses itu.
- Kesatuan tujuan, berarti semua anggota tim harus mempunyai tujuan yang sama untuk perbaikan proses terus-menerus. Tujuan-tujuan ini harus menunjang tujuan-tujuan strategik organisasi.
- Kepercayaan, berarti adanya suatu keyakinan bahwa kerja sama dalam perbaikan proses adalah lebih baik daripada kerja terpisah-pisah atau kerja individual.
- Keterbukaan, berarti harus terjalin komunikasi timbal-balik yang baik di antara semua pihak yang terlibat serta adanya kesediaan untuk menyumbangkan ide-ide kreatif dan pengalamannya.
- Keyakinan dan kebanggaan, berarti ada keyakinan dan kebanggaan dari orang-orang yang terlibat dan bekerja dalam tim itu.
- Ketergantungan, berarti orang-orang yang terlibat dalam tim merasa saling membutuhkan dan semua harus tunduk dan patuh pada kesepakatan bersama yang telah dibuat.
- Komunikasi, berarti harus ada komunikasi antar sesama anggota tim dan antara tim dan PEMIMPIN.
- Kebijaksanaan, berarti harus bijaksana tidak saling mencela pendapat, serta pembagian tugas dan tanggung jawab dalam tim berdasarkan pada kemampuan dan pengalaman dari masing-masing anggota tim.
- Ketabahan, berarti harus tabah dalam menghadapi masalah yang kemungkinan terdapat kegagalan atau hambatan-hambatan ketika menyelesaikan masalah itu.
- Kredibilitas, berarti setiap anggota tim harus menunjukkan bahwa ia dapat dipercaya dalam segala hal berkaitan dengan perbaikan proses untuk peningkatan kinerja organisasi.
Sebaliknya keutuhan tim kerja sama tidak akan dapat bertahan lama apabila terdapat sikap anggota tim, sebagai berikut:
- Meremehkan anggota tim yang lain.
- Tidak mendengarkan apa yang dibicarakan dalam tim.
- Sering melakukan interupsi pada saat anggota lain dalam tim berbicara atau mengemukakan pendapat.
- Tidak mengikutsertakan beberapa anggota tim karena alasan tertentu.
- Menggurui anggota-anggota lain dalam tim ketika sedang mengemukakan suatu ide.
- Merasa rendah diri.
- Mengabaikan kemampuan positif dari beberapa anggota tim.
- Menomorsatukan beberapa orang di antara anggota tim.
- Terdapat anggota tim yang tidak mampu berbicara atau meyakinkan ide-idenya.
- Tidak melaksanakan tugas sebagaimana telah disepakati bersama.
- Merasa diri tidak berarti dan tidak terpakai dalam tim.
- Membicarakan hal-hal ideal namun bertentangan dengan perilaku sehari-hari.
Untuk membangun tim-tim berkinerja UNGGUL, maka kita dapat menggunakan pendekatan populer berupa Metodologi Six Sigma yang telah diadopsi menjadi Standar Internasional ISO 13053-1:2011, DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) sebagai berikut:
- Mendefinisikan Key Performace Indicators (KPIs) dan Menentukan Tema Perbaikan Kinerja (KPIs).
- Verifikasi Pengukuran dan Mencari/Menghilangkan Semua Penyebab yang Mungkin Menghambat Pencapaian Target-target Key Performance Indicators (KPIs)
- Menganalisis Akar Penyebab ke-GAGAL-an Pencapaian KPIs.
- Merencanakan Tindakan Perbaikan/Peningkatan Kinerja (KPIs)
- Melaksanakan Perbaikan/Peningkatan Kinerja (KPIs)
- Mempelajari Hasil-hasil Perbaikan/Peningkatan Kinerja (KPIs)
- Menstandardisasikan Solusi dan Praktek-praktek Terbaik (Best Practices)
- Membuat Laporan Kinerja dan Menentukan (Mendefinisikan) Rencana Perbaikan/Peningkatan Kinerja (KPIs) Berikutnya Secara Terus-Menerus.
DEFINE (D)—Mendefinisikan
MEASURE (M)—Mengukur
ANALYZE (A)—Menganalisis
IMPROVE (I)—Meningkatkan
CONTROL (C)—Mengendalikan
Hal-hal berkaitan dengan pembentukan Tim yang EFEKTIF dapat diringkaskan ke dalam bagan terlampir.
Salam SUCCESS Berwirausaha Menuju Kebebasan Finansial Menggunakan OPM (Other People Money) dan OPT (Other People Time).
Main Pilar of Entrepreneurship: Leadership, Not Money (Writing Series 2)
In the entrepreneurship education model towards financial freedom designed by VG, the right side is related to the OPPORTUNITY to use OPM = Other People Money and the left side is related to the OPPORTUNITY to use OPT = Other People Time.
In relation to the OPPORTUNITY to use OPM (Other People Money), then as an entrepreneur, we CAN imitate the bank owners. In this case, what MUST be built is TRUST, where if a bank HAS been highly trusted by other people (in this case customers/clients), then its personal capital would probably ONLY be around 10-15% whereas the rest about 85-90% would be the third parties’ fund (OPM = Other People Money). With the same principle, if we would be professional entrepreneurs who HAVE been capably trusted, then there would be more (about 85-90%) OPM (Other People Money) that we would manage, whereas we would only use 10-15% of our personal capital (money). In the case that our REPUTATION has been worthily trusted by others, then we have deserved to enter Quadrant I (Investor) within the Cashflow Quadrant that is introduced by Robert Kiyosaki. If we have been in Quadrant I (Investor), then we will DEFINITELY achieve FINANCIAL FREEDOM.
Therefore, like what has always been said by VG that: U.A.N.G./Money = Usaha Agar Nama Gemilang (Layak Dipercaya Orang Lain)/Effort to Make Name Brilliantly Known (Deserved to be Trusted by Others) will automatically attract money (like a magnet that attracts the things surrounding it), which in the context of entrepreneurship model towards financial freedom discussion is to enter Quadrant I (Investor) using OPM (Other People Money). Thus, it’s been CLEAR that capital ownership (own money) IS NOT a GUARANTEE to be a professional entrepreneur, BUT having GOOD REPUTATION that is trustworthy in the form of U.A.N.G./Money = Usaha Agar Nama Gemilang/Effort to Make Name Brilliantly Known is the ABSOLUTE GUARANTEE in utilizing OPM (Other People Money) towards financial freedom. Consequently, in the entrepreneurship education towards financial freedom, what MUST be emphasized is UANG/Money (Usaha Agar Nama Gemilang/Effort to Make Name Brilliantly Known) in the form of building TRUST for others so they would WANT to give their money (capital) to be managed by us. The focus should be on the ownership of UANG/Money – Usaha Agar Nama Gemilang/Effort to Make Name Brilliantly Known (Good Reputation) NOT on money capital.
On the left side of the entrepreneurship education model towards financial freedom is OPPORTUNITY using time (and skills) of others (OPT = Other People Time). Again, we use the example of a bank that’s very highly trusted by its customers MUST be filled by very PROFESSIONAL people in LEADERSHIP and MANAGEMENT. Related to the use of OPT (Other People Time) to build a business (whatever it may be), then the MAIN PILLAR that MUST be noted is Leadership. The following article focuses on building TEAM through leadership. Thus, a professional entrepreneur is a LEADER who develops Vision, Aligns, Empowers, Coaches, and Cares to Build and Fix/Improve the SYSTEM.
A professional entrepreneur will build his/herTEAM to develop business (whether using personal capital or others’-OPM/Other People Money) by functioning as the LEADER. When this has been done and SUCCESSFUL, then that entrepreneur has entered Quadrant B (Business Owner) which will take him towards financial freedom.
VG always uses acronym PEMIMPIN/Leader = PEMIMPI/Dreamer (Someone who has a dream in a clear vision) + N (NIAT/Intention = Nyatakan Impian Agar Terwujud/Realize Dream to Make it Come True). So a PEMIMPIN/Leader is somebody who CAN realize DREAM (Visi) into a Realization. PEMIMPIN/Leader will be more PERFECT if that professional entrepreneur becomes a PEMIMPIN/Leader based on KASIH/Love (Kehendak Allah Selalu Isi Hati/God’s Will Always Fulfills Heart).
The following are some main CHARACTERISTICS of a PEMIMPIN/Leader who is often called a Leader with INTEGRITY:
- Has patience to reach excellence and hates bureaucracy,
- Lives with quality, control costs and the speed of service to reach competitive excellence,
- Has self-confidence, involves everybody, and behaves well without restrictions,
- Creates vision based on reality, simplicity, clarity, and communicates that vision to everybody,
- Has an enormous spirit and the ability to encourage others,
- Sets aggressive and wide targets, appreciates progress, but understands commitment and accountability,
- Sees change as OPPORTUNITY, not THREAT,
- Has global thinking, builds diversity and Global Team.
EFFECTIVE Leadership will be ABLE to build professionalTEAM. VG always uses acronym TEAM as:
- Together
- Everyone
- Achieves
- More
In order for the result of the team work to be bigger than the result of adding each individual work, which means synergy happens in that team work building, then the authority and responsibility of that team must be given through delegation of tasks. In this matter, ther must be empowerment towards that team through COACHING from the business LEADER, who happens to be a professional entrepreneur as well. Therefore, the role of a professional entrepreneur is also as a Business COACH.
When building a collaborative team in order to create TOTAL PARTICIPATION, there are requirements to be met, which is also known as 11K Principle that include:
- Komitmen/Commitment, means team building must be based on the agreement of all parties involved in that process.
- Kesatuan tujuan/Unity of purpose, means all team members must have the same purpose for continuous improvement. These purposes must support the strategic organizational purposes.
- Kepercayaan/Trust, means there is a trust that working together in process improvement is better than working individually.
- Keterbukaan/Openness, means there must be good reciprocal communication between all parties involved as well as willingness to share creative ideas and experiences.
- Keyakinan dan kebanggaan/Confidence and pride, mean there are confidence and pride from the people involved and working in that team.
- Ketergantungan/Dependency, means the people involved in the team feel the need of each other and everybody must obey the collective agreement that has been made together.
- Komunikasi/Communication, means there must be communication between one team member and another and the LEADER.
- Kebijaksanaan/Thoughtfulness, means everybody must be thoughtful not to reproach each other’s opinion, and the assignments of tasks and responsibilities in the team are based on the ability and the experience of each team member.
- Ketabahan/Resiliency, means everybody must be resilient in facing problems that may lead to failure or in facing obstacles when solving those problems.
- Kredibilitas/Credibility, means every team member must show that he/she can be trusted on all things related to process improvement for increasing organizational performance.
On the contrary, the wholeness of the team will not stay for long if there are following attitudes from its member(s):
- Underestimate other team member(s).
- Don’t listen to what is being discussed within the team.
- Often interrupts when another team member is talking or opining.
- Don’t engage some team members for particular purpose.
- Patronizes other team members when expressing an idea.
- Feel inferior.
- Ignore positive skills of some team members.
- Has biased preference on some of the members.
- Some team members can’t speak or convince his/her ideas.
- Do not finish the task as previously agreed upon together.
- Feel meaningless and useless in the team.
- Speak of ideal things, but they are in contrary to everyday’s behaviors.
In order to build excellence teams, then we can adopt a popular approach of Six Sigma Methodology that has been adopted as ISO 13053-1:2011 International Standard, DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) as follows:
-
DEFINE (D)
- Define Key Performace Indicators (KPIs) and Determine Theme of Performance Improvement (KPIs).
- Verify Measurement and Find/Eliminate All Possible Causes that May Hamper the Achievement of Key Performance Indicators (KPIs) Targets
- Analyze the Root Cause of Failure in Achieving KPIs.
- Plan the Actions of Performance Improvement (KPIs)
- Implement the Performance Improvement (KPIs)
- Assess the Results of Performance Improvement (KPIs)
- Standardize Solution and Best Practices
- Create Performance Report and Determine (Define) The Next Plan of Performance Improvement (KPIs) Continuously.
MEASURE (M)
ANALYZE (A)
IMPROVE (I)
CONTROL (C)
Matters relating to EFFECTIVE Team building can be summarized into the attached picture.
Best Regards for SUCCESSFUL Entrepreneuring Towards Financial Freedom Using OPM (Other People Money) and OPT (Other People Time).