-
Bahasa Indonesia
-
English
Bagaimana mungkin kita BISA meyakinkan seorang ATEIS bahwa jika kita ikut Tuhan maka kita HARUS siap menderita, siap gagal, siap miskin di dunia, TETAPI nanti kita akan BAHAGIA di Sorga, dll? Sedangkan seorang ATEIS itu TIDAK PERCAYA bahwa Tuhan itu ada, ATEIS TIDAK PERCAYA ada Sorga dan Neraka.
Dengan demikian pengalaman berikut adalah pengalaman pribadi saya sebagai seorang ATEIS yang membuktikan bahwa Tuhan itu memang benar ADA dan Bisa Diandalkan! Sehingga mereka yang MASIH meragukan Tuhan dapat belajar dari pengalaman pribadi ini.
Bagaimana cara membuktikan bahwa Tuhan itu ada? Ya cari sampai bertemu dengan Tuhan melalui berbagai cara (bertapa, berdialog, ngomong sendiri, jungkir-balik, dll). Banyak orang menyatakan bahwa saya telah GILA mencari Sosok Tuhan secara Fisik, tetapi sekedar informasi: bahwa Tuhan akan datang menemui orang yang ter-GILA-GILA (Gila Kuadrat, Pangkat Tiga, Pangkat 10, Pangkat 100, dst) mencari TUHAN. Di otaknya sepanjang waktu hanya ada kata TUHAN, tidak mengenal siang-malam, terus-menerus berbicara tentang TUHAN, seperti seseorang yang me-RINDU-kan kekasihnya. Jadi kalau baru GILA saja, TUHAN TIDAK AKAN datang untuk menampakkan diri-Nya yang Maha SUCI itu.
Bagi yang sudah percaya bahwa Tuhan itu memang ada, bersyukurlah, karena tidak perlu lagi mencari-cari TUHAN, tinggal membuktikan apakah benar bahwa Tuhan itu bisa diandalkan?
Saya akan menjelaskan secara logika (Ateis mengandalkan LOGIKA agar bisa meruntuhkan EGO-Exclude God Out dalam diri mereka).
Kita mulai dengan pernyataan yang menjadi titik pusat dari Alkitab yaitu:
“Lebih baik berlindung pada TUHAN daripada percaya kepada manusia”
Mazmur 118:8
Bagaimana mungkin seorang ATEIS disuruh berlindung pada TUHAN, sedangkan ATEIS itu berlindung pada EGO (Exclude God Out). ATEIS itu MENUHANKAN diri sendiri melalui EGO mereka. Jadi agar meruntuhkan EGO si ATEIS, maka tentu saja kita HARUS bisa membuktikan bahwa TUHAN itu memang lebih hebat dari sang ATEIS itu sendiri. Caranya bagaimana? Ikuti saja prinsip TAAT berikut:
- Tuhan Berfirman
- Aku percaya dan melakukan (HARUS melakukan Firman Tuhan)
- Aku melakukan hal-hal yang aku bisa (Tanpa Kesalahan dan sesuai dengan firman Tuhan)
- Tuhan melakukan hal-hal yang aku tidak bisa.
Jadi HARUS ada pembuktian bahwa Tuhan mampu melakukan hal-hal yang si ATEIS tidak bisa. Sehingga misalkan kemampuan ATEIS hanya 100%, maka kemampuan Tuhan harus dibuat tak terbatas (tak terhingga) sehingga si ATEIS bisa percaya bahwa, jika ATEIS = manusia biasa (ordinary), dan Tuhan = Extra, maka Tuhan bersama ATEIS menjadi LUAR BIASA (Extra Ordinary). ATEIS = alamiah (natural), dan Tuhan = Super, maka Tuhan bersama ATEIS = Super Natural, ATEIS = 0 (tidak memiliki apa-apa rela menolkan EGO) dan Tuhan = 1, maka Tuhan bersama ATEIS = 10 (Sempurna).
Mari kita lihat ke-TIDAK KONSISTEN-an cara berpikir dari orang-orang yang mengaku percaya kepada Tuhan. Mereka bukan mengijinkan Tuhan melakukan hal-hal luar biasa yang mereka TIDAK BISA, tetapi mereka “mengurung/memenjarakan” Tuhan di dalam diri mereka sebatas yang mereka BISA. Jika Tuhan HANYA mampu melakukan hal-hal yang aku BISA, maka secara LOGIKA bagi si ATEIS untuk apa saya HARUS berlindung pada TUHAN yang kemampuannya HANYA sebatas yang aku BISA?
Contoh orang-orang yang menyatakan diri percaya kepada TUHAN TETAPI masih “mengurung/memenjarakan” TUHAN di dalam diri mereka, sehingga Prinsip TAAT di atas tidak diterapkan:
- Mengaku diri percaya kepada TUHAN, TETAPI masih memelihara Roh Ke-LEMAH-an, Roh Ke-TAKUT-an, dan Roh Ke-TIDAK DISIPLIN-an (Ke-TIDAK TERTIB-an).
Bukankah ini menunjukkan bahwa orang ini TIDAK KONSISTEN menerapkan ayat dalam Alkitab berikut:
“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban”
2 Timotius 1:7
Banyak orang percaya kepada TUHAN selalu menyatakan bahwa rejeki di tangan TUHAN, tetapi lebih takut dipecat oleh atasan mereka yang nota bene hanya MANUSIA biasa! Sehingga mereka rela “menipu/membohongi/tidak takut” kepada TUHAN, dan terus-menerus melakukan praktek tercela yang dilarang TUHAN seperti: Korupsi, Kolusi, Nepotisme. Pelaku KKN HANYA TAKUT kepada manusia biasa (atasan mereka, polisi, kejaksaan, KPK, dll)? Ini menunjukkan inkonsistensi dalam cara berpikir! Mengaku ber-TUHAN TETAPI tidak ber-IMAN (Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda). Lebih baik seorang ATEIS yang tidak melakukan KKN daripada orang percaya kepada TUHAN tetapi melakukan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme).
Daripada saya melakukan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) LEBIH BAIK saya TIDAK MALU meminta langsung kepada Tuhan ke-kaya-an berlimpah-limpah TETAPI TETAP KONSISTEN mengikuti praktek dalam Bagan Terlampir. Apakah kita bisa bernegosiasi dengan Tuhan? Bisa sekali, mengapa tidak?
Ketika masih menjadi ATEIS saya HARUS bekerja 12-15 jam sehari baru bisa menjadi kaya, bagaimana kalau setelah meng-ANDAL-kan TUHAN saya cukup bekerja satu jam per hari saja TETAPI menjadi kaya berkali-kali (100 x, 1000 x, dstnya)?
Karena TUHAN setuju, maka saya RELA melepaskan EGO (Exclude God Out) dan menggantikan dengan IMAN (Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda) dalam Jendela Pikiran yang telah benar di atas. Hal ini agar ayat-ayat dalam Matius 20:1-16 tentang Pekerja di Kebun Anggur BISA dibuktikan dan dapat diandalkan.
Meskipun setelah jawaban TUHAN tentang persetujuan itu, saya HARUS siap diuji selama bertahun-tahun. Saya HARUS rela melepaskan status Canadian Permanent Resident dengan berbagai fasilitas GRATIS di negara maju (Vancouver, Canada), dan mengikuti perintah TUHAN agar pulang ke Indonesia dengan kebangkrutan dan hutang bermilyar-milyar rupiah. Memang kalau kita meminta kekayaan, maka TUHAN akan menguji kita dengan kebangrutan.
Tetapi karena saya memang ingin membuktikan apakah benar TUHAN bisa diandalkan, maka saya rela menjadi bangkrut dan berhutang banyak, dan KONSISTEN mengikuti perintah TUHAN agar bisa membuktikan Prinsip TAAT di atas. Itupun hasil pembuktian baru terjadi setelah sekitar 8 (delapan) tahun masa pengujian itu, dihitung setelah pulang kembali ke Indonesia. Jadi kalau kita baru diuji oleh TUHAN dan waktunya belum sampai 5 (lima) tahun, jangan cepat-cepat kita bermental seperti pengemis yang mau gampang meminta kepada Tuhan untuk melepaskan kita dari pencobaan itu. Ibarat waktu yang berjalan, kalau ujian itu baru mencapai jam 6 sore (baru dimulai), maka masih akan ada ujian puncak jam 12 malam, lalu jam 1, 2, 3, 4, 5, dan baru akan berakhir pada jam 6 pagi. Oleh karena itu kita HARUS bijaksana, jika kita sedang berada di puncak SUCCESS, maka kita TETAP ingat bahwa suatu ketika kita akan menghadapi masa-masa SULIT. Bukan masalah DERITA atau BAHAGIA, tetapi bersikap POSITIF ketika mengalami pen-DERITA-an, dan bersyukur (tetap ber-FOKUS pada TUHAN) ketika sedang mengalami ke-BAHAGIA-an. Masalah kehidupan terus-menerus silih berganti selama orang itu masih hidup di dunia (berlaku bagi semua orang, baik yang percaya atau tidak percaya kepada TUHAN).
SUCCESS = BAIK
Di samping Akronim BAIK = Bahagia Aku Ikut Kristus, maka kita bisa mengutip pernyataan Mario Teguh bahwa orang SUCCESS itu adalah orang BAIK.
- Banyak orang kaya di dunia TETAPI GAGAL menjadi orang BAIK (Contoh: Koruptor, Konglomerat Hitam, Mafia Bisnis, dll).
- Banyak orang berkuasa di dunia TETAPI GAGAL menjadi orang BAIK (Contoh: penguasa yang KKN dan TIDAK mementingkan kesejahteraan rakyat).
- Banyak orang pintar di dunia TETAPI GAGAL menjadi orang BAIK (Contoh: intelektual yang melacurkan ilmunya, intelektual yang memperdaya/membodohi orang lain, intelektual yang mempersulit siswa/mahasiswa, dll).
Kesimpulan saya, jika kita ingin meng-ANDAL-kan TUHAN, maka HARUS menerapkan Prinsip TAAT di atas secara KONSISTEN, menjadi 100% sebagai Pelaku Firman, baru kita merasakan dan membuktikan sendiri di dunia ini, dan TIDAK PERLU menunggu janji-janji manis bahwa ke-BAHAGIA-an baru akan diterima di Sorga.
Promosi tentang TUHAN bahwa ke-BAHAGIA-an baru akan diterima di Sorga akan ditertawakan oleh orang-orang ATEIS atau yang masih meragukan Tuhan, yang memang notabene TIDAK mengakui adanya Sorga dan Neraka!
Mengakhiri tulisan ini saya ingin mengutip kata-kata dari orang-orang SUCCESS berikut.
“Kehidupan yang hebat adalah kulminasi dari pemikiran-pemikiran hebat disertai tindakan-tindakan hebat”
Peter Sinclair
“Peperangan kami yang paling dahsyat adalah melawan pikiran kami sendiri”
Jamerson Frank
“Pikiran kita ibarat parasut, hanya berfungsi ketika terbuka”
Thomas Dewar
“Kita bisa SUCCESS sekalipun tidak ada orang yang percaya bahwa kita bisa. Tetapi kita tidak akan pernah SUCCESS jika kita TIDAK PERCAYA bahwa kita akan SUCCESS (Tidak Percaya Diri)”
Anonim
“Pencapaian SUCCESS tidak datang dengan sendirinya pada Anda. Anda yang harus pergi meraihnya”
Marva Collins
“Ilmu pengetahuan TANPA iman = buta, iman TANPA ilmu pengetahuan = lumpuh”
Albert Einstein
Bagi mereka yang ingin berpikir seperti Yesus termasuk mengetahui bagaimana cara berpikir dari Yesus dapat download buku GRATIS: Think Like Yesus yang diulas secara rasional oleh George Bana.
http://www.newlifexn.com/ThinkLikeJesus/
“Jika pemikiran kita sama seperti Yesus, baru kita bisa bersahabat dengan-Nya”
Yohanes 15:14-17
Manfaat dari cara berpikir seperti Yesus dapat dibaca dalam halaman 14 dari buku George Barna (Think Like Jesus) berikut. Semua kata-kata yang ada adalah POSITIF, seperti: Joy, Success, Wealth, Wisdom, Long Life, Self-control, No Fear, etc.
Salam SUCCESS bersama Tuhan.
Why VG Follows God (An Atheist’s Experience)
How CAN we possibly convince an ATHEIST that if we follow God, then we MUST be ready to suffer, to fail, to be poor in the world, BUT eventually we’ll live HAPPILY in heaven, etc.? At the same time, that ATHEIST DOESN’T BELIEVE that God exists nor that the Heaven and Hell to exist.
Hence, the following experience is my personal experience as an ATHEIST who proves that God does EXIST and ARE RELIABLE! Thus, those who STILL doubt God can learn from this personal experience.
How to prove that God exists? Well, find until you meet God with various ways (meditate, dialogue, monologuize, turn upside down, etc.). Many people claim that I have been NUTS searching for God’s Physical Form, but for your information: God will come to see someone who are DELIRIOUSLY (Delirious to the Power of Two, Three, Ten, One Hundred, and so on) looking for GOD. All the time in his mind, only the word God exists, day or night, continuously talk about God, like someone who YEARNS for his/her lover. Thus, if you’ve been NUTS only, GOD WON’T come to reveal His Holy self.
For those who have believed that God exists, rejoice, because you don’t need to search for God, just need to prove whether God can be relied upon or not?
I will logically explain (Atheists rely on LOGIC in order to tear down the EGO-Exclude God Out within themselves).
We begin with the statement that becomes the central point of The Bible, which is:
“It is better to take refuge in the LORD than to trust in humans”
Psalm 118:8
How could an ATHEIST be told to take refuge in God, whereas the ATHEIST takes refuge in EGO (Exclude God Out). The ATHEIST MAKES him/herself God through his/her own EGO. Therefore, in order to tear down the ATHEIST’S EGO, then we definitely MUST be able to prove that GOD is superior than the ATHEIST him/herself. How? Just follow the following TAAT/Faith principle:
- Tuhan Berfirman/God said
- Aku percaya dan melakukan/I believe and do (MUST do the Word of God)
- Aku melakukan hal-hal yang aku bisa/I do things that I can (Without Fault and according to the Word of God)
- Tuhan melakukan hal-hal yang aku tidak bisa/God does things that I can’t do.
There MUST be verification that God can do things that the ATHEIST can’t. Thus, for example, an ATHEIST’s ability is only 100%, then God’s ability must be made unlimited (infinite), so that the ATHEIST can believe that, if ATHEIST = ordinary person, and God = Extra, then God with ATHEIST becomes Extra Ordinary. ATHEIST = natural, and God = Super, then God with ATHEIST = Super Natural, ATHEIST = 0 (don’t have anything, willing to zero his/her EGO) and God = 1, then God with ATHEIST = 10 (Perfect).
Let’s see the INCONSISTENCY in the way of thinking of those who believe in God. They do not let God does extraordinary things that they CAN’T DO, but they “imprison/jail” GOD inside themselves limited to what they CAN. If God is ONLY able to do things that I CAN, then logically for the ATHEIST, he would think: why SHOULD I take refuge in GOD with ability that IS ONLY limited to what I CAN do?
Examples of people who state they believe in GOD, BUT keep “imprisoning” GOD in themselves, so that the TAAT/Obedient principle above become unapplicable:
- Claim to believe in GOD, BUT still maintain the Spirit of Weakness, Spirit of Timidity, and Spirit of Undiscipline (Lack of self-discipline).
Bukankah ini menunjukkan bahwa orang ini TIDAK KONSISTEN menerapkan ayat dalam Alkitab berikut:
“For the Spirit God gave us does not make us timid, but gives us power, love and self-discipline”
2 Timothy 1:7
Many people who believe in GOD always state that fortune is in GOD’s hand, but are more afraid to be fired by their bosses who are just ordinary PERSONS! Thus, they are willing to “cheat/deceive/not be afraid in” God, and continuously do reprehensible practices prohibited by GOD like: Korupsi/Corruption, Kolusi/Collusion, Nepotisme/Nepotism. KKN performers are ONLY AFRAID to ordinary people (their superiors, police, judiciary, KPK, etc.). This goes to show the inconsistency in the way of thinking! Claiming to be believers of GOD, but are not ber-IMAN/Faithful (Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda/Willing to Make God The Helmsman). An ATHEISTS who don’t do KKN are more respectable than those who believe in God but still do KKN (Korupsi/Corruption, Kolusi/Collusion, Nepotisme/Nepotism).
Instead of doing KKN (Korupsi/Corruption, Kolusi/Collusion, Nepotisme/Nepotism), IT IS MUCH BETTER for me to UNASHAMEDLY ask directly to God the abundant amount of wealth, BUT KEEP CONSISTENTLY following the practice on the attached picture. Can we negotiate with God? Absolutely we can, why not?
When I was still an ATHEIST, I HAD to work 12-15 hours a day in order to be rich; what if, after Relying on GOD, I only need to only work 1 hour a day, BUT still become rich manyfolds (100 x, 1,000 x, and so on)?
Because GOD agrees, then I am WILLING to release my EGO (Exclude God Out) and exchange it with IMAN/Faith (Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda/Sincere in Making God The Helmsman) in the right Window of Mind above. This is so that the verses in Matthew 20:1-16 regarding the Workers in the Vineyards CAN be proved and be relied upon.
Even after GOD’s answer about that agreement, I HAD to be ready to be tested for many years. I HAD to be ready to return my Canadian Permanent Resident status with various FREE facilities of a developed nation (Vancouver, Canada), and follow GOD’s order to go back to Indonesia with bankruptcy and billions rupiahs of debts. Indeed if we asked for wealth, then GOD would test us with bankruptcy.
But, because I wanted to really prove whether GOD can really be relied upon, I was then willing to be bankrupt and in high debt, as well as to CONSISTENTLY follow GOD’s order in order to prove the TAAT/Faithful Principle above. The result would have only happened about 8 years later, after the arrival in Indonesia. Sp, when we are being tested by God and the time hasn’t been 5 years, don’t beg easily like a beggar who asks God to release us from those trials. Like a moving time, if the test has only reached 6pm in the evening (just beginning), then there are still ultimate exams at 12am midnight, then at 1am, 2am, 3am, 4am, 5am, and will end by 6am in the morning. For that reason, We MUST be wise; if we are in the period of the peak of SUCCESS, we would STILL remember that we’ll face DIFFICULT period someday. It is not about SUFFERING or HAPPINESS, but to maintain POSITIVE attitude during Afflictions, and be grateful (still FOCUSING on God) during Happiness. Someone’s life problems continuously take turns as long as that person lives in the world (it applies for everyone, including those who believe or don’t believe in GOD).
SUCCESS = BAIK
Besides the acronym of BAIK/Good = Bahagia Aku Ikut Kristus/I am Happy Following Christ, then we can quote Mario Teguh’s statement that a SUCCESSFUL person is a BAIK/Good person.
- Many rich people in the world, BUT FAIL to be Good persons (Examples: Corruptor, Black Conglomerate, Business Mafia, etc.).
- Many rule the world, BUT FAIL to be Good persons (Example: rulers who do KKN and AREN’T concerned with the welfare of people).
- Many smart people in the world, BUT FAIL to be Good persons (Example: Intellectuals who whore their knowledge, intellectuals who complicate students, etc.).
My finding is that, if we want to RELY on GOD, then we MUST implement TAAT Principle above CONSISTENTLY, become 100% as the Doer of The Word of God, then we can personally experience and prove it in this world, and DON’T need to wait for sweet promises that HAPPINESS will only be received in Heaven.
Promoting God on the basis that HAPPINESS will have been received in Heaven will be laughable for the ATHEISTS, or those who still doubt God, who at the same time don’t believe in Heaven and Hell either!
Concluding this writing, I’d like to quote the following SUCCESSFUL people.
“Great lives are the culmination of great thoughts followed by great actions”
Peter Sinclair
“Our greatest battles are that with our own minds”
Jamerson Frank
“Minds are like parachutes – they only function when open”
Thomas Dewar
“We can be SUCCESSFUL even when there is nobody who believes that we can. But we will never be SUCCESSFUL if we DO NOT BELIEVE that we will be SUCCESSFUL (Not Confident)”
Anonymous
“Success doesn’t come to you, you go to it”
Marva Collins
“Science without religion is lame, religion without science is blind”
Albert Einstein
For those who wants to think like Jesus including how the thoughts of Jesus, can download FREE book: Think Like Jesus that has been rationally reviewed by George Bana.
http://www.newlifexn.com/ThinkLikeJesus/
“You are my friends if you do what I command. I no longer call you servants, because a servant does not know his master’s business. Instead, I have called you friends, for everything that I learned from my Father I have made known to you”
John 15:14-15
The benefits of thinking like Jesus can be read on page 14 of George Barna’s book (Think Like Jesus) below. All words are POSITIVE, like: Joy, Success, Wealth, Wisdom, Long Life, Self-control, No Fear, etc.
Best Regards for SUCCESS with God.