-
Bahasa Indonesia
-
English
Hasil analisis di atas menujukkan bahwa sebaiknya Indonesia FOKUS secara besar-besaran pada sektor Fashion dan Kerajinan, karena kedua sektor ini telah berkontribusi sekitar 80% pada Ekspor Ekonomi Kreatif. Selanjutnya strategi lain mengurangi impor produk kreatif yang telah menyebabkan defisit perdagangan yang besar seperti: film, video, fotografi, layanan komputer & software, melalui mengembangkan kemampuan dalam negeri.
Tentang validitas data saya “HARUS” percaya kepada lembaga resmi BPS yang mempublikasikan data secara nasional. Menurut keyakinan saya, jika berkaitan dengan data ekspor dan impor biasanya valid karena memang arus keluar-masuk barang secara resmi (kecuali penyelundupan) akan dilaporkan ke BPS. Yang menjadi masalah dari BPS, BUKAN pengumpulan data TETAPI jika berkaitan dengan kebijakan pemerintah seperti indikator kemiskinan, dll yang “disesuaikan” adalah batas garis kemiskinan yang tidak masuk akal dengan realitas dunia nyata. Itu makanya jika berkaitan dengan kemiskinan, saya biasa menggunakan indikator pembanding dari Bank Dunia.
Ajaran dari guru saya: Alm. Prof. Dr. Ir. Andi Hakim Nasoetion, Guru Besar Statistika Terapan IPB, adalah:
“In God we trust; all others must bring data.”
Ajaran ini saya memperoleh lagi dari Alm. Prof. Dr. Matthias Aroef, Guru Besar Teknik Industri ITB (sering disebut sebagai Bapak teknik Industri di Indonesia, karena beliau yang mempelopori berdiri jurusan Teknik Industri di ITB tahun 1960-an dan yang pertama di Indonesia).
Ajaran di atas ternyata sama dengan Alm. Dr. William Edwards Deming yang menjadi Guru Manajemen Kualitas (disebut sebagai Father of Total Quality Management) yang sangat dihormati di Jepang, karena Dr. Deming yang membimbing bangsa Jepang agar maju dalam pengendalian kualitas setelah kekalahan dalam Perang Dunia II tahun 1945.
Sebagai seorang Lean Six Sigma Master Black Belt, saya menganut kredo yang berlaku dalam Lean Six Sigma, yaitu:
- Kita tidak mengetahui apa yang kita tidak tahu,
- Kita tidak akan bertindak terhadap apa yang kita tidak tahu,
- Kita tidak akan mengetahui sampai kita mencari tahu,
- Kita tidak akan mencari tahu untuk apa yang kita tidak menanyakan (bertanya),
- Kita tidak menanyakan apa yang kita tidak mengukur,
- Dengan demikian, maka kita hanya akan tetap menjadi tidak tahu!
Pada tahun 1891, ahli ilmu fisika Inggris Lord Kelvin menulis: “Bila Anda dapat mengukur apa yang Anda sedang membicarakan, dan menyatakan itu dalam bentuk angka-angka, maka Anda mengetahui sesuatu tentang itu; tetapi apabila Anda tidak dapat mengukurnya, dan apabila Anda tidak dapat menyatakan itu dalam bentuk angka-angka, maka pengetahuan Anda adalah tidak lengkap dan tidak memuaskan”.
Ungkapan lain yang berkaitan dengan pengukuran adalah:
- Mengukur adalah untuk mengerti (memahami),
- Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan,
- Memperoleh pengetahuan adalah untuk memperoleh kekuasaan (power).
- Karena sejak awal waktu kehidupan, hal-hal yang membedakan manusia dengan binatang adalah:
- Kemampuan mengamati (observe), mengukur (measure), menganalisis (analyze), dan menggunakan informasi itu untuk membawa ke arah perubahan yang lebih baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka tampak betapa pentingnya mengumpulkan fakta-fakta, kemudian menganalisisnya, SEBELUM melakukan pembuatan keputusan-keputusan strategik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Itulah hakekat dari ilmu manajemen dan sistem.
Salam SUCCESS!
Indonesia’s Export – Import Performance Analysis in Creative Economy Sectors in 2013
The analysis result above shows that Indonesia should heavily FOCUS on Fashion and Crafts sectors, because both of these sectors have contributed about 80% to the Creative Economy Exports. Furthermore, another strategy is to reduce imports of creative products that have caused huge trading deficit like: film, video, photography, computer services, and software, through developing the domestic capabilities.
With regard to data validity, I “MUST” believe to the official BPS/Central Agency on Statistics institution that nationally publishes data. According to my belief, if related to exports and imports data, BPS’ data are usually valid because the official in- and out-flows of goods would be reported to BPS (except for the smuggled goods). The problem of BPS is NOT with the data collection, BUT if it’s related to government policy like poverty indicators, etc., which have been adapted to irrational poverty lines that do not fit the real world’s reality. For that reason, if related to poverty, I usually use comparative indicators from World Bank.
My mentor’s teaching: The late Prof. Dr. Ir. Andi Hakim Nasoetion, Applied Statistics Professor at IPB, is:
“In God we trust; all others must bring data.”
This teaching, I heard it again from The late Prof. Dr. Matthias Aroef, Industrial Engineering Professor at ITB (often referred as The Father of Industrial Engineering in Indonesia, because he pioneered the establishment of Faculty of Industrial Engineering at ITB in 1960s and the first in Indonesia).
Father of Total Quality Management and was highly respected in Japan, because Dr. Deming guided Japan to advance in quality control after the defeat in Second World War in 1945.
As a Lean Six Sigma Master Black Belt, I adhere a creed that is applicable in Lean Six Sigma, which is:
- We do not know what we do not know,
- We will not take action towards what we do not know,
- We will not know until we find out,
- We will not find out what we do not ask,
- We will not ask what we do not measure,
- Therefore, we will only still not know!
In 1891, an English physicist, Lord Kelvin, wrote:Pada tahun 1891, ahli ilmu fisika Inggris Lord Kelvin menulis: “BWhen you can measure what you are speaking about, and express it in numbers, you know something about it, when you cannot express it in numbers, your knowledge is of a meager and unsatisfactory kind; it may be the beginning of knowledge, but you have scarely, in your thoughts advanced to the stage of science.”.
Other expressions related to measurement are:
- To measure is to understand,
- To understand is to obtain knowledge,
- To obtain knowledge is to obtain power.
- Because since the beginning of life, things that differentiate humans and animals are:
- The abilities to (observe), (measure), (analyze), and use that information to lead to the better direction of change.
Based on above commentary, then it appears how important it is to collect facts, analyze them, BEFORE making strategic decisions in order to increase Indonesians’ welfare. That is exactly the nature of Management and Systems knowledge.
Best regards for SUCCESS!