2014

Home » Blog » 2014 » Kapan Santainya Setelah Pensiun?

21-02-14

Kapan Santainya Setelah Pensiun?



  • Bahasa Indonesia
  • English

Jika menggeluti usaha bisnis tradisional, itu hanya berpindah kuadran dari Employee (E) ke Self-employee (S); tetapi sulit BEBAS FINANSIAL!


Fenomena menarik bagi orang-orang yang berburu profesi sebagai Employee (E):

Puji Tuhan bagi Ellen Djaganio, tetapi Bagaimana dengan Marta?


Fenomena menarik berburu profesi sebagai Employee (E) di Indonesia: Apapun Dilakoni. Mengapa?

Jack Lord Lulus Cum Laude, Tapi Jadi PNS Tukang Pel

Sumber: Chaidir Anwar Tanjung – detikNews

Pekanbaru – Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Pepatah Melayu ini yang dirasakan Jack Lord, PNS (Pegawai Negeri Sipil) di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Riau. Dia lulus dengan status cum laude di Universitas Riau (Unri), namun kini tugasnya mengepel ruangan.

Jack, begitulah panggilan akrab pria bertubuh kecil kelahiran Tanjung Pinang, 30 tahun silam. LPMP Riau tempatnya bekerja, ada di bawah naungan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Kementerian Pendidikan Nasional. Jack adalah PNS golongan III A, yang berkantor di Jl Gajah, Kecamatan Tenyanan Raya, Pekanbaru.

Pria lajang ini, tidak gengsi walau selaku sarjana dia diberikan tugas sebagai tukang sapu dan pel di tempat kerjanya. LPMP Riau, memiliki banyak ruangan diklat, untuk pelatihan para guru atau para calon PNS. Kantornya, berdiri di atas lahan 3,6 hektar dengan puluhan ruangan. Di sanalah Jack harus bertugas menyapu ruangan dan mengepel.

“Saya tidak pernah mengeluh soal kerjaan ini. Tapi ketika saya dinyatakan menjadi golongan III A, masak iya pemerintah menugaskan tukang pel lantai harus sarjana,” kata Jack saat ditemui detikcom, Selasa (27/04/2010) di Pekanbaru.

Jack yang bekerja pada bagian umum, setiap hari harus berangkat kerja lebih awal dibanding PNS lainnya yang ada di LPMP Riau. Usai salat subuh, dari rumahnya di Jl Genteng, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, sarjana Cum Laude dengan nilai IPK 3,75 itu harus buru-buru ke tempat kerja.

“Sebelum PNS pada masuk, saya dan teman-teman PNS yang bertugas sebagai tukang sapu, harus lebih dulu sampai dan bekerja. Setelah seluruh ruangan kami bersihkan bersama, barulah PNS lainnya tiba. Padahal idealnya, PNS masuk kerja pukul setengah delapan pagi,” kata Jack anak kedua dari dua bersaudara itu.

Bila melihat kondisi kerja Jack dibandingkan PNS di jajaran Pemprov Riau, maka hal ini sangat berbanding terbalik. Di jajaran Pemprov Riau, ataupun instansi pegawai negeri pusat lainnya, tidak ada lagi pekerja pel lantai dan membersihkan parit berstatus PNS. Sebab, pekerjaan umum seperti itu, biasanya dikontrakkan dengan pihak swasta.

“Di tempat saya ini, ada 12 PNS golongan II A yang bekerja sebagai cleaning service. Malah tidak hanya saya yang sarjana, ada teman satu lagi juga sarjana hukum tugasnya sama seperti saya,” kata alumni Fakultas Ilmu Sosial Politik (Fisipol) tahun 2003 itu.

(cha/fay).

WordPress Tabs Free Version

Posted in
css.php