-
Bahasa Indonesia
-
English
Masalah kehidupan selalu ada selama manusia hidup di dunia dan berlaku untuk semua orang, baik mereka yang percaya maupun tidak percaya kepada Tuhan (ATEIS). Dalam bagan kereta terlampir digambarkan bahwa Lokomotif MASALAH selalu berjalan sepanjang waktu. Pada waktu tertentu kereta akan memasuki terowongan gelap yang panjang (masalah besar yang lama terjadi), atau terowongan pendek (masalah kecil yang hanya sebentar terjadi), dan jalan-jalan rel kereta api dengan berbagai situasi dan kondisi.
Jika MASALAH terjadi, semua manusia baik yang percaya maupun tidak percaya kepada Tuhan HARUS berusaha untuk melakukan SOLUSI MASALAH. Perbedaan terjadi apabila SOLUSI MASALAH itu TIDAK MEMUASKAN atau MASALAH TIDAK DAPAT diselesaikan sama sekali.
Seorang ATEIS atau yang kurang percaya kepada TUHAN selalu mengandalkan EGO (Exclude God Out), sehingga segala bentuk ke-GAGAL-an PASTI akan disikapi dengan berbagai perasaan, mulai dari mengeluh, membenci orang lain, menyalahkan orang lain dan lingkungan, tidak memiliki gairah hidup, STRESS (S1), STROKE (S2), dan pada akhirnya STOP (S3) atau meninggal dunia. VG ketika masih menjadi ATEIS yang sangat mengandalkan EGO ketika STRESS (S1) selalu meminta isterinya yang seorang dokter untuk memberikan obat penenang, obat tidur, anti depresi, bahkan pernah berkonsultasi ke dokter ahli jiwa (psikiater). Setiap hari yang ada emosi, marah-marah kepada keluarga, dll yang berakibat BUKAN saja masalah tidak terselesaikan TETAPI menimbulkan masalah baru percecokan dengan keluarga, orang lain, dll. Pokoknya sikap seorang ATEIS yang mengandalkan EGO dalam solusi MASALAH menimbulkan berbagai perasaan NEGATIF, perilaku NEGATIF, dll yang bersumber dari CARA PANDANG MASALAH dari SISI NEGATIF.
Seorang yang ber-IMAN (Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda) selalu bersikap POSITIF dalam menghadapi MASALAH KEHIDUPAN. Memang usaha-usaha nyata seperti G.I.G.I.H. (Gairah, IMAN–Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda, Gagasan/ide-ide kreatif, Ilmu solusi masalah, HATI–Harmonisasi Antara Tindakan dan IMAN) TETAP HARUS dilakukan. Namun Cara Pandang dan Sikap di dalam menghadapi MASALAH KEHIDUPAN sekarang telah POSITIF, bahwa Tuhan (Allah) sedang menguji Kesetiaan dan KASIH (Kehendak Allah Selalu Isi Hati), sehingga sikap paling bijaksana adalah Ikhlas dalam konteks TAAT. Karena kita telah memiliki Tuhan yang MAMPU melakukan hal-hal yang aku TIDAK BISA dan kita telah mengijinkan TUHAN untuk membuktikan ke-ANDAL-an-Nya, maka kita bisa terus menjalani hari-hari dengan gembira dan BAHAGIA meskipun tetap dalam MASALAH yang diyakini PASTI akan diselesaikan TUHAN pada waktu yang TEPAT.
Ketika kita ber-IMAN (Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda), maka Tuhan (Allah) akan terus-menerus melatih kita untuk meningkatkan kualitas IMAN melalui berbagai MASALAH KEHIDUPAN. Jika misalnya berkaitan dengan kekayaan (finansial) ujian itu dapat dimulai dari kehilangan/kebangkrutan dengan nilai beberapa juta rupiah, meningkat menjadi beberapa ratus juta rupiah, terus meningkat menjadi beberapa milyar rupiah, puluhan milyar rupiah, ratusan milyar rupiah, dstnya. TETAPI kita HARUS YAKIN bahwa kehilangan/kebangkrutan itu akan diganti TUHAN dengan berkali-kali lipat pada waktu yang ditentukan TUHAN.
Rahasia TUHAN yang dialami VG adalah ketika kita masih MENGELUH maka TUHAN akan memperpanjang waktu atau menambah beban MASALAH sampai suatu ketika baru TUHAN akan bertindak setelah kita 100% IKHLAS. TUHAN itu KONSISTEN dengan JANJI dan menuntut KOMITMEN kita, sehingga apabila kita telah MEYAKINI bahwa: “Lebih baik berlindung pada TUHAN daripada percaya kepada manusia” (Mazmur 118:8), maka HAL ini HARUS KONSISTEN diterapkan oleh kita!
Ujian dari TUHAN melalui MASALAH selalu berkaitan dengan ke-SETIA-an dan KASIH (Kehendak Allah Selalu Isi Hati), karena hukum utama yang diajarkan oleh Yesus adalah:
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akalbudimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua yang sama dengan itu, ialah kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi”
Matius 22:37-40
Banyak manusia yang mengaku percaya kepada TUHAN sering GAGAL dalam menghadapi ujian ke-SETIA-an dan KASIH (Kehendak Allah Selalu Isi Hati) ini.
Demikian pengalaman pribadi VG ketika menghadapi MASALAH baik pada saat masih ATEIS maupun sekarang terus-menerus meningkatkan kualitas ke-IMAN-an dengan ke-SIAP-an menghadapi MASALAH kehidupan yang secara terus-menerus akan meningkat. Ibarat seorang anak PAUD (TK) pasti masalahnya lebih ringan daripada anak SD, SMP, SMU, S1, S2, dan S3.
Salam SUCCESS bersama TUHAN.
VG’s Personal Experience When He Was an Atheist in Facing Life Issues
Life issues always exist as long as humans live in this world and they apply to everybody, whether those who believe or do not believe in God (ATHEIST). In the attached picture of trains, it is illustrated that PROBLEMS locomotive is always moving all the time. Occasionally, the train will enter a long dark tunnel (a big problem that happens for a long time) or short dark tunnel (a small problem that happens shortly), and the railroad tracks with various situations and conditions.
If PROBLEM happens, everybody, whether those who believe or do not believe in God, MUST try to do PROBLEM SOLVING. Differences happens when that PROBLEM SOLVING is UNSATISFACTORY or THE PROBLEM CAN’T BE solved at all.
An ATHEIST or someone who don’t fully believe in God always relies on EGO (Exclude God Out), so that every form of FAILURE will DEFINITELY be addressed with different expressions, starting from complaining, hating others, blaming others and the environment, not having desire to live, STRESSing (S1), having STROKE (S2), and eventually STOPping (S3) or dead. VG, when he was an ATHEIST who relied very much on EGO, when experienced STRESS (S1) always asked his wife, who is a doctor, to give him sedatives, sleeping pills, antidepressants, and he even had consultated with a psychiatrist. Everyday he was emotional and angry to his family, etc., which CAUSED unsolved problems, BUT also caused new problems like conflicts with the family members, other people, etc. Ultimately, an ATHEIST’s outlook which solely relies on EGO in SOLVING PROBLEMS would cause various NEGATIVE feelings and actions that come from the NEGATIVE PERSPECTIVE of looking at PROBLEMS.
Someone who is ber-IMAN/Faithful (Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda/Sincerely Making God The Helmsman) always acts POSITIVELY in facing LIFE PROBLEMS. Indeed real efforts like G.I.G.I.H./Persistence (Gairah/Passion, IMAN/Faith – Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda/Sincerely Making God The Helmsman, Gagasan/ide-ide kreatif/Notion/creative ideas, Ilmu solusi masalah/Problem solving ability, HATI/Heart – Harmonisasi Antara Tindakan dan IMAN/Harmony Between Action and Faith) MUST STILL BE done. However, the Perspective and Action in facing LIFE PROBLEMS, now with POSITIVITY, is that God (Allah) is testing Faithfulness and KASIH/Love (Kehendak Allah Selalu Isi Hati/God’s Will Always Fulfills Heart), so that the wisest course of action is to be Sincere in the context of TAAT/Obedience. Since we have had God whi CAN do things that I CANNOT and we have allowed God to prove His Reliability, then we can keep going day by day with excitement and HAPPINESS although we are still in a PROBLEM that we believe will DEFINITELY be solved by God at the RIGHT time.
When we are ber-IMAN/Faithful (Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda/Sincerely Making God The Helmsman), then God (Allah) will continuously train us to increase our quality of IMAN/Faith through various LIFE PROBLEMS. If, for example, related to financial wealth, that test can begin from a huge loss/bankruptcy starting with some millions rupiahs, increasing to some hundreds millions rupiahs, keep increasing to billions rupiahs, tens billions rupiahs, hundreds billions rupiahs, and so on. BUT, we MUST BELIEVE that those losses/bankruptcies will be paid back manyfolds at the time as determined by GOD.
GOD’s secret experienced by VG is when we are still COMPLAINING then GOD will extend or increase the weight of the PROBLEM until eventually GOD will take action after we have been 100% IKHLAS/Sincere. GOD is CONSISTENT with PROMISE and demands our COMMITMENT, so that if we have BELIEVED that: TUHAN itu KONSISTEN dengan JANJI dan menuntut KOMITMEN kita, sehingga apabila kita telah MEYAKINI bahwa: “It is better to trust in the LORD than to put confidence in man” (Psalm 118:8), then THIS MUST BE CONSISTENTLY implemented by us!
Test from GOD through PROBLEM is always related with Loyalty and KASIH/Love (Kehendak Allah Selalu Isi Hati/God’s Will Always Fulfills Heart), because the main law taught by Jesus is:
“‘Love the Lord your God with all your heart and with all your soul and with all your mind.’ This is the first and greatest commandment. And the second is like it: ‘Love your neighbor as yourself.’ All the Law and the Prophets hang on these two commandments”
Matthew 22:37-40
Many people claim to believe in GOD often FAILS in facing this test of Loyalty and KASIH/Love (Kehendak Allah Selalu Isi Hati/God’s Will Always Fulfills Heart).
Therefore, VG’s personal experience when facing PROBLEM, back when he was an ATHEIST or today, is to continuously improve the quality of IMAN/Faith with the Readiness to face life PROBLEMS that will continuously increase too. Like a pre-school kid, his/her problem would definitely be smaller than elementary kid’s, middle schooler’s, high schooler’s, undergraduate student’s, graduate student’s, and postgraduate student’s.
Best Regards for SUCCESS with GOD.