2014

Home » Blog » 2014 » Pilar Utama Kewirausahaan: Leadership Bukan Money (Serial Tulisan 2)

19-09-14b

Pilar Utama Kewirausahaan: Leadership Bukan Money (Serial Tulisan 2)



  • Bahasa Indonesia
  • English

Dalam model pendidikan kewirausahaan menuju kebebasan finansial yang didesain oleh VG, pada sisi sebelah kanan berkaitan dengan OPPORTUNITY untuk menggunakan uang orang lain (OPM = Other People Money) dan pada sisi sebelah kiri berkaitan dengan OPPORTUNITY untuk menggunakan waktu orang lain (OPT = Other People Time).

Berkaitan dengan OPPORTUNITY untuk menggunakan OPM (Other People Money), maka sebagai seorang wirausaha (entrepreneur) kita BISA meniru pemilik bank. Dalam hal ini yang HARUS dibangun adalah KEPERCAYAAN, di mana apabila suatu bank TELAH sangat dipercayai oleh orang lain (dalam hal ini nasabah), maka modal sendiri paling HANYA sekitar 10-15% sedangkan sisanya sekitar 85-90% adalah dana pihak ketiga (OPM = Other People Money). Dengan prinsip yang sama, apabila kita sebagai wirausaha (entrepreneur) profesional TELAH dapat dipercayai, maka akan semakin banyak (sekitar 85-90%) OPM (Other People Money) yang dikelola oleh kita, sedangkan modal (uang) pribadi paling banyak hanya 10-15%. Dalam kasus NAMA BAIK kita telah layak dipercaya oleh orang lain, maka kita telah layak memasuki kuadran I (Investor) dalam Cashflow Quadrant yang diperkenalkan oleh Robert Kiyosaki itu. Jika kita telah berada dalam kuadran I (Investor), maka kita PASTI akan memperoleh KEBEBASAN FINANSIAL (FINANCIAL FREEDOM).

Dengan demikian seperti apa yang selalu dikatakan oleh VG bahwa: U.A.N.G. = Usaha Agar Nama Gemilang (Layak Dipercaya Orang Lain) secara otomatis akan menarik uang (seperti magnet yang menarik benda di sekelilingnya) yang dalam konteks pembahasan tentang model kewirausahaan menuju kebebasan finansial adalah memasuki Kuadran I (Investor) menggunakan OPM (Other People Money). Jadi telah JELAS bahwa kepemilikan modal (uang sendiri) BUKAN menjadi JAMINAN untuk menjadi wirausaha profesional, TETAPI kepemilikan NAMA BAIK yang layak dipercaya berupa U.A.N.G. (Usaha Agar Nama Gemilang) merupakan JAMINAN MUTLAK dalam memanfaatkan OPM (Other People Money) untuk menuju kebebasan finansial. Dengan demikian pendidikan kewirausahaan menuju kebebasan finansial yang HARUS ditekankan adalah UANG (Usaha Agar Nama Gemilang) berupa membangun modal KEPERCAYAAN bagi orang lain agar MAU memberikan uang (modal) mereka untuk dikelola oleh kita. Fokus seharusnya pada Kepemilikan UANG–Usaha Agar Nama Gemilang (Nama Baik) BUKAN fokus pada modal uang.

Pada sisi sebelah kiri dari model pendidikan kewirausahaan menuju kebebasan finansial adalah OPPORTUNITY menggunakan waktu (dan keahlian) orang lain (OPT = Other People Time). Kembali kita mengambil contoh pemilik suatu bank yang sangat dapat dipercayai oleh nasabah PASTI akan diisi oleh orang-orang yang SANGAT PROFESIONAL dalam hal KEPEMIMPINAN dan MANAJEMEN. Berkaitan dengan penggunaan OPT (Other People Time) untuk membangun bisnis (apa saja), maka PILAR UTAMA yang HARUS diperhatikan adalah Leadership (Kepemimpinan). Tulisan berikut berfokus pada membangun TEAM melalui kepemimpinan . Dengan demikian seorang wirausaha (entrepreneur) profesional adalah seorang PEMIMPIN yang mengembangkan Visi (Vision), Menyesuaikan (Align), Memberdayakan (Empower), Melatih (Coach), Mempedulikan (Care) untuk Membangun dan Memperbaiki/Meningkatkan SISTEM.

Seorang wirausaha yang profesional akan membangun TEAM untuk mengembangkan bisnis (apakah menggunakan modal sendiri atau modal orang lain-OPM/Other People Money) dengan berfungsi sebagai PEMIMPIN. Ketika hal ini telah dilakukan dan SUCCESS, maka wirausaha itu telah memasuki Kuadran B (Business Owner: Pemilik SISTEM Bisnis) yang akan membawanya menuju kebebasan finansial.

VG selalu menggunakan akronim PEMIMPIN = PEMIMPI (Orang yang memiliki impian berupa visi yang jelas) + N (NIAT = Nyatakan Impian Agar Terwujud). Jadi PEMIMPIN adalah orang yang MAMPU merealisasikan IMPIAN (Visi) menjadi ke-NYATA-an. PEMIMPIN akan menjadi lebih SEMPURNA apabila wirausaha profesional itu menjadi PEMIMPIN berdasarkan KASIH (Kehendak Allah Selalu Isi Hati).

Berikut ini beberapa KARAKTERISTIK utama dari seorang PEMIMPIN yang biasa disebut sebagai PEMIMPIN yang ber-KARAKTER (ber-INTEGRITAS).

  • Mempunyai kesabaran untuk mencapai keunggulan dan membenci birokrasi,
  • Hidup dengan kualitas, mengendalikan biaya dan kecepatan pelayanan untuk mencapai keunggulan kompetitif
  • Mempunyai kepercayaan diri, melibatkan setiap orang, dan berperilaku baik tanpa mengenal pembatasan-pembatasan,
  • Menciptakan visi yang berlandaskan realitas, sederhana, jelas, dan mengkomunikasikan visi itu kepada semua orang,
  • Memiliki semangat yang sangat besar dan kemampuan memberikan semangat kepada orang lain,
  • Menetapkan sasaran agresif, luas, menghargai kemajuan, namun memahami komitmen dan pertanggungjawaban,
  • Melihat perubahan sebagai OPPORTUNITY (Kesempatan), bukan THREAT (Ancaman),
  • Memiliki pemikiran global, membangun keberagaman dan tim-tim global (Global Team).

Ke-PEMIMPIN-an yang EFEKTIF akan MAMPU membangun TEAM yang profesional. VG selalu menggunakan akronim TEAM sebagai:

  • Together
  • Everyone
  • Achieves
  • More

Agar hasil dari tim kerja sama menjadi lebih besar dari penjumlahan hasil kerja individual, yang berarti terjadi sinergi (synergy) dalam pembentukan tim kerja sama itu, maka wewenang dan tanggung jawab dari tim kerja sama itu harus diberikan melalui pendelegasian tugas. Dalam hal ini harus ada pemberdayaan (empowerment) terhadap tim kerja sama itu melalui COACHING dari PEMIMPIN bisnis yang notabene adalah seorang wirausaha profesional. Dengan demikian peran dari wirausaha profesional juga sebagai seorang Business COACH (Pelatih Bisnis).

Dalam membentuk tim kerja sama guna menciptakan PARTISIPASI TOTAL membutuhkan beberapa persyaratan, yang disebut prinsip 11K, antara lain:

  • Komitmen, berarti pembentukan tim harus berlandaskan pada kesepakatan semua pihak yang terlibat dalam proses itu.
  • Kesatuan tujuan, berarti semua anggota tim harus mempunyai tujuan yang sama untuk perbaikan proses terus-menerus. Tujuan-tujuan ini harus menunjang tujuan-tujuan strategik organisasi.
  • Kepercayaan, berarti adanya suatu keyakinan bahwa kerja sama dalam perbaikan proses adalah lebih baik daripada kerja terpisah-pisah atau kerja individual.
  • Keterbukaan, berarti harus terjalin komunikasi timbal-balik yang baik di antara semua pihak yang terlibat serta adanya kesediaan untuk menyumbangkan ide-ide kreatif dan pengalamannya.
  • Keyakinan dan kebanggaan, berarti ada keyakinan dan kebanggaan dari orang-orang yang terlibat dan bekerja dalam tim itu.
  • Ketergantungan, berarti orang-orang yang terlibat dalam tim merasa saling membutuhkan dan semua harus tunduk dan patuh pada kesepakatan bersama yang telah dibuat.
  • Komunikasi, berarti harus ada komunikasi antar sesama anggota tim dan antara tim dan PEMIMPIN.
  • Kebijaksanaan, berarti harus bijaksana tidak saling mencela pendapat, serta pembagian tugas dan tanggung jawab dalam tim berdasarkan pada kemampuan dan pengalaman dari masing-masing anggota tim.
  • Ketabahan, berarti harus tabah dalam menghadapi masalah yang kemungkinan terdapat kegagalan atau hambatan-hambatan ketika menyelesaikan masalah itu.
  • Kredibilitas, berarti setiap anggota tim harus menunjukkan bahwa ia dapat dipercaya dalam segala hal berkaitan dengan perbaikan proses untuk peningkatan kinerja organisasi.

Sebaliknya keutuhan tim kerja sama tidak akan dapat bertahan lama apabila terdapat sikap anggota tim, sebagai berikut:

  1. Meremehkan anggota tim yang lain.
  2. Tidak mendengarkan apa yang dibicarakan dalam tim.
  3. Sering melakukan interupsi pada saat anggota lain dalam tim berbicara atau mengemukakan pendapat.
  4. Tidak mengikutsertakan beberapa anggota tim karena alasan tertentu.
  5. Menggurui anggota-anggota lain dalam tim ketika sedang mengemukakan suatu ide.
  6. Merasa rendah diri.
  7. Mengabaikan kemampuan positif dari beberapa anggota tim.
  8. Menomorsatukan beberapa orang di antara anggota tim.
  9. Terdapat anggota tim yang tidak mampu berbicara atau meyakinkan ide-idenya.
  10. Tidak melaksanakan tugas sebagaimana telah disepakati bersama.
  11. Merasa diri tidak berarti dan tidak terpakai dalam tim.
  12. Membicarakan hal-hal ideal namun bertentangan dengan perilaku sehari-hari.

Untuk membangun tim-tim berkinerja UNGGUL, maka kita dapat menggunakan pendekatan populer berupa Metodologi Six Sigma yang telah diadopsi menjadi Standar Internasional ISO 13053-1:2011, DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) sebagai berikut:

    DEFINE (D)—Mendefinisikan

  1. Mendefinisikan Key Performace Indicators (KPIs) dan Menentukan Tema Perbaikan Kinerja (KPIs).
  2.  
    MEASURE (M)—Mengukur

  3. Verifikasi Pengukuran dan Mencari/Menghilangkan Semua Penyebab yang Mungkin Menghambat Pencapaian Target-target Key Performance Indicators (KPIs)
  4.  
    ANALYZE (A)—Menganalisis

  5. Menganalisis Akar Penyebab ke-GAGAL-an Pencapaian KPIs.
  6. Merencanakan Tindakan Perbaikan/Peningkatan Kinerja (KPIs)
  7.  
    IMPROVE (I)—Meningkatkan

  8. Melaksanakan Perbaikan/Peningkatan Kinerja (KPIs)
  9. Mempelajari Hasil-hasil Perbaikan/Peningkatan Kinerja (KPIs)
  10.  
    CONTROL (C)—Mengendalikan

  11. Menstandardisasikan Solusi dan Praktek-praktek Terbaik (Best Practices)
  12. Membuat Laporan Kinerja dan Menentukan (Mendefinisikan) Rencana Perbaikan/Peningkatan Kinerja (KPIs) Berikutnya Secara Terus-Menerus.

 

Hal-hal berkaitan dengan pembentukan Tim yang EFEKTIF dapat diringkaskan ke dalam bagan terlampir.

Salam SUCCESS Berwirausaha Menuju Kebebasan Finansial Menggunakan OPM (Other People Money) dan OPT (Other People Time).

WordPress Tabs Free Version

Posted in
css.php