-
Bahasa Indonesia
-
English
Semua orang pada dasarnya ingin lebih baik dan SETUJU dengan prinsip PRODUKTIVITAS dan KUALITAS berikut: Hari ini harus LEBIH BAIK dari kemarin, dan hari esok harus LEBIH BAIK dari hari ini! Tetapi mengapa dalam tataran PRAKTEK mereka SULIT untuk menerapkan prinsip yang TELAH disetujui itu? Dalam bahasa awam mengapa orang TIDAK MAU berubah? Sehingga agen-agen perubahan atau orang-orang yang menginginkan perubahan itu menjadi STRESS dan FRUSTRASI?
Berdasarkan pengalaman saya sejak mengikuti pendidikan, bekerja sebagai manajer, konsultan dalam bidang Desain dan Implementasi Sistem Manajemen sejak 1991 sampai sekarang, maka pernyataan orang TIDAK MAU berubah mungkin perlu diubah menjadi orang TIDAK SANGGUP berubah!
Diagram terlampir di atas akan mampu menjelaskan mengapa orang-orang SULIT (TIDAK SANGGUP) berpindah dari Daerah NOL (Work-as-usual) ke Daerah SATU, DUA, TIGA dan EMPAT?
Perhatikan diagram terlampir, agar MAMPU berpindah dari Daerah NOL (work-as-usual) ke Daerah SATU, jelas-jelas akan ada tambahan beban kerja berupa menata kembali kehidupan bekerja kita melalui mendesain ulang sistem bekerja, dll. Beban kerja tambahan ini bisa meningkat 100%, sehingga jelas bagi orang-orang tersebut akan berkeberatan kecuali ada INSENTIF tambahan dan/atau menugaskan orang berdedikasi khusus (membebaskan dari pekerjaan utama) untuk melakukan perubahan sistem.
Efektivitas dari sistem baru akan terlihat secara SIGNIFIKAN pada Daerah TIGA dan EMPAT, BUKAN pada Daerah SATU dan DUA!
Dengan demikian apabila kita melihat seseorang dan/atau organisasi itu SUCCESS, maka JANGAN melihat ke-SUKSES-annya (hasil akhir dalam Daerah EMPAT), TETAPI kita harus melihat dan belajar mengapa orang dan/atau organisasi itu SANGGUP melewati Daerah SATU dan DUA sehingga mencapai Daerah EMPAT (SUCCESS)?
Mudah-mudahan informasi ini BISA menjadi bahan refleksi bagi mereka yang sedang menuju Daerah EMPAT (SUCCESS) baik bagi perorangan maupun organisasi yang saat ini mungkin sedang STRESS dan FRUSTRASI!
Untuk mencapai Daerah EMPAT (SUCCESS) memang perlu Knowledge, Skills, dan ATTITUDE Unggul (Luar Biasa) untuk melewati Daerah SATU dan DUA, dan memang hanya SEDIKIT Orang dan/atau organisasi (kurang dari 1%) yang SANGGUP mencapai DAERAH EMPAT itu!
Merupakan tugas seorang MOTIVATOR untuk mempengaruhi dan mendukung agar seseorang mau dan sanggup berpindah dari Daerah NOL (work-as-usual) melampaui Daerah SATU dan DUA (merupakan Daerah Kritis) agar bekerja dalam sistem nilai-nilai UNGGUL dalam Daerah 4 (SUCCESS).Alangkah baiknya apabila pembelajaran dan praktek-praktek lapangan menekankan pada AKS (Attitude, Knowledge, Skills) agar menjadi Habits sehingga membentuk karakter UNGGUL menuju SUCCESS. Meskipun disadari sejak awal bahwa dalam dunia nyata HANYA sekitar 1% yang mampu dan sanggup mencapai Daerah 4 yang sering disebut sebagai SUCCESS.
Habits adalah pola sistem nilai yang tersusun secara sistematik dalam diri seseorang karena interaksi (irisan) dari AKS (Attitude, Knowledge, Skills). Habits (kebiasaan-kebiasaan) ini dapat berubah melalui pembelajaran dan praktek yang EFEKTIF, bukan sesuatu yang melekat sehingga tidak bisa berubah! Kebiasaan-kebiasaan yang UNGGUL akan membentuk karakter UNGGUL menuju SUCCESS.
SUCCESS merupakan konsekuensi dari suatu TINDAKAN (ACTION) yang TEPAT. Jika dikaitkan dengan manajemen kinerja, maka seseorang dapat dikatakan SUCCESS apabila target-target kinerja dan sasaran yang ditetapkan tercapai. Dengan demikian MUSTAHIL kita akan mencapai SUCCESS tanpa tindakan apa-apa alias hanya NATO (No Action Talk Only).
Berdasarkan pengalaman pribadi saya selalu melakukan ACTION berbasiskan PSDM (Problem Solving and Decision Making) yang TEPAT, yaitu mempraktekkan Kuadran 3 apabila akar penyebab masalah (hambatan menuju SUCCESS) itu bersumber dari dalam diri (faktor internal yang dapat dikendalikan), dan Kuadran 4 apabila akar penyebab masalah (hambatan menuju SUCCESS) itu bersumber dari luar diri (faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan tetapi dapat diperkirakan).
Banyak orang mengharapkan SUCCESS TETAPI memilih NO Action, sehingga mengalami kemunduran kinerja dan/atau STRESS/FRUSTRASI.
ATTITUDE vs. USELESS
Entah kebetulan atau memang demikian adanya, apabila abjad A sampai Z diberikan nilai sebagai berikut: A = 1, B = 2, C = 3, D = 4, E = 5, …….. X = 24, Y = 25, dan Z = 26, maka kata ATTITUDE dan USELESS apabila dijumlahkan akan bernilai 100 (Sempurna).
ATTITUDE = A+T+T+I+T+U+D+E = 1 + 20 + 20 + 9 + 20 + 21 + 4 + 5 = 100 (SUCCESS)
USELESS = U+S+E+L+E+S+S = 21 + 19 + 5 + 12 + + 5 + 19 + 19 = 100 (GAGAL)
Entah benar atau salah, saya berkesimpulan bahwa orang-orang yang sangat peduli kepada ATTITUDE berupa menerapkan nilai-nilai UNGGUL atau positif akan SUCCESS 100%, sedangkan mereka yang mengabaikan dan menganggap bahwa aplikasi nilai-nilai UNGGUL yang positif itu percuma atau tidak bermanfaat (USELESS) maka akan GAGAL 100%. Kesimpulan ini dapat diperdebatkan tergantung pada diri masing-masing. Hanya diri sendiri dan Tuhan yang tahu (jika percaya kepada Tuhan).
Saya tidak akan mau menyimpan kata-kata NEGATIF dalam pikiran karena hanya menyebabkan “waste of thinking“. maka kata-kata seperti: percuma, gagal, miskin, sakit, dll yang bersifat negatif akan dihapus dari kamus pikiran. Sebaliknya kata-kata POSITIF yang menarik selalu dijadikan akronim, agar mudah mengingat. Demikian pula kata ATTITUDE memiliki akronim menuju SUCCESS, yaitu:
- Always making today is my best day
(Selalu membuat hari ini merupakan hari terbaik saya)
- Taking pride in a job well done
(Bangga terhadap setiap pekerjaan yang telah diselesaikan dengan baik)
- Treating others with respect
(Memperlakukan orang lain dengan rasa hormat)
- Isolating my negative thoughts
(Membuang semua pikiran negatif saya)
- Treating tasks as opportunities to SUCCESS
(Memperlakukan tugas sebagai kesempatan menuju SUCCESS)
- Utilizing my talents everyday
(Menggunakan talenta saya setiap hari)
- Doing the job right the first time
(Melakukan hal-hal yang benar sejak awal)
Setelah mempraktekkan 7 sikap di atas, maka sekarang kita boleh mengharapkan hasil terbaik (SUCCESS), melalui:
- Expecting positive outcomes everyday
(Mengharapkan hasil-hasil positif setiap hari)
SUCCESS vs. SUKSES
Dalam tulisan informal saya selalu menulis SUCCESS bukan SUKSES, serta mengucapkan Salam SUCCESS bukan Salam SUKSES. Mengapa? Memang kata SUCCESS (dalam bahasa Inggris) adalah sama saja artinya dengan kata SUKSES (dalam bahasa Indonesia). Tetapi apabila saya menulis SUKSES maka saya hanya memasukkan satu informasi tentang hasil (outcome) ke dalam pikiran, sedangkan apabila saya menulis SUCCESS maka saya akan memasukkan sekaligus tujuh informasi secara sistematik untuk mencapai SUKSES, dan hal ini akan tertanam atau melekat dalam otak karena SUCCESS itu merupakan akronim berikut:
- SET and SEE our goal (Mengharapkan hasil-hasil positif setiap hari)
- UNDERSTAND the obstacles (Memahami hambatan-hambatan mencapai sasaran)
- CLEAR your mind of doubt (Membersihkan pikiran tentang keragu-raguan)
- CREATE a positive mental picture (Menciptakan gambaran mental positif)
- EMBRACE the challenge (Menerima tantangan = Berani Gagal)
- STAY on track (Tetap pada jalur menuju sasaran kita—Harus Focus–Follow one course until success)
- SHOW the world we can do it (Tunjukkan pada dunia bahwa kita dapat melakukan itu)
Jika kita melihat akronim di atas berarti SUCCESS tergantung pada sasaran kita, sehingga apabila sasaran kita telah tercapai maka kita disebut SUCCESS. Jika demikian apakah SUCCESS itu berbeda pada setiap orang? Lalu di mana ukuran universal (indikator kinerja) tentang SUCCESS?
Memang ukuran SUCCESS bagi si A tentu saja berbeda bagi si B, tetapi jika kita mengacu pada prinsip-prinsip kualitas pada diri seseorang yang sering disebut sebagai Total Quality Person (TQP), maka SUCCESS itu berkaitan dengan ke-PUAS-an yang dicapai. Jika si A telah PUAS dengan hasil pencapaian sasaran yang ditetapkan maka untuk sementara kita boleh menyebut dia telah SUCCESS. Sedangkan SUCCESS bagi si B mungkin berbeda karena penetapan sasaran yang jauh lebih tinggi daripada si A. Jika demikian untuk sementara ukuran SUCCESS adalah PUAS yang juga boleh diakronimkan sebagai: Pastikan Usaha Anda SUCCESS agar Anda PUAS!
Namun apabila kita menggunakan standar universal yang berlaku umum tentang SUCCESS, maka pendekatan SISTEM dalam manajemen SUCCESS berikut dapat dijadikan acuan umum.
Dalam manajemen SUCCESS dikenal prinsip SEGITIGA EMAS seperti ditunjukkan dalam bagan terlampir.
Prinsip Segitiga Emas membagi usaha-usaha perbaikan atau peningkatan kinerja ke dalam tiga area utama, yaitu:
- “Wasteland” yang merupakan kaki atau bagian dasar dari segitiga, di mana 70% investasi dalam waktu (atau usaha-usaha) hanya memberikan perbaikan atau peningkatan hasil sebesar 10%. Jika kita berada dalam area ini, maka kita boleh disebut orang GAGAL, karena memiliki indeks produktivitas (output dibagi input) yang rendah, yaitu: 10% / 70% = 14.29%. Artinya tingkat produktivitas dalam area “Wasteland” hanya sekitar 14%. Sayangnya area ini yang sering memperoleh perhatian utama dari kita di Indonesia, sebagai konsekuensi dari usaha-usaha yang tidak terencana (unplanned efforts).
- “Hasil Rendah (Low Yield)” merupakan bagian tengah dari segitiga, di mana 20% investasi dalam waktu (atau usaha-usaha) memberikan perbaikan atau peningkatan hasil sebesar 20%, sehingga indeks produktivitas dalam area ini hanya 20% / 20% = 100%. Dari ketiga area dalam segitiga emas, maka area ini merupakan area kerja yang paling menimbulkan FRUSTRASI bagi kita, karena kita menginginkan hasil perbaikan atau peningkatan kinerja yang besar, namun hanya sedikit yang dapat dikerjakan secara produktif dan berkualitas.
- “Segitiga Emas (Golden Triangle)” merupakan bagian puncak dari segitiga, di mana 10% investasi dalam waktu (atau usaha-usaha) memberikan perbaikan atau peningkatan hasil sebesar 70%, sehingga indeks produktivitas sangat tinggi yaitu 70% / 10% = 700%. Jika kita telah berada dalam area ini, maka kita telah layak disebut SUCCESS yang sesungguhnya! Para manajer maupun orang-orang SUCCESS yang memiliki pengetahuan tentang solusi masalah (PSDM = Problem Solving and Decision Making) dan komitmen tinggi untuk perbaikan atau peningkatan terus-menerus akan memfokuskan perhatian pada area kerja (golden triangle) ini. Di sinilah SISTEM telah bekerja mandiri, sehingga kita CUKUP melakukan peningkatan kinerja SISTEM melalui usaha-usaha minimum saja (sekitar 10%). Aplikasi dari semua nilai-nilai UNGGUL yang dikemukan dalam serial tulisan di atas akan membawa kita, keluarga kita, tim kita, atau organisasi kita ke puncak “Segitiga Emas (Golden Triangle)” ini!
Semua tulisan di atas itu telah ada dalam buku saya: The Ultimate SUCCESS Strategy yang cover-nya seperti terlihat dalam foto Facebook saya, di mana bukunya telah HABIS terjual dan tidak dicetak lagi.
Saya hanya iseng-iseng menulis di waktu luang (daripada bengong), ibarat daun-daun berserakan di musim kemarau, jika hal itu menjadi “pupuk” untuk menyuburkan “tanah” maka OK (ATTITUDE = 100% SUCCESS), jika tidak pun tidak apa-apa (USELESS = 100% gagal).
Semua yang dikemukakan di atas adalah pengalaman PRAKTEK pribadi dalam mencapai SUCCESS sekarang, mulai dari pengalaman GAGAL sejak masa kecil sampai usia 22 tahun di Kupang, NTT, daerah yang sering diplesetkan oleh orang gagal sebagai: Nasib Tidak Tentu, Nanti Tuhan Tolong; sedangkan bagi orang SUCCESS akan memandang NTT sebagai: Nasib Tergantung Tindakan, Namun Tetap dalam Tuhan.
Jika saya ke Kupang dalam rangka memberikan kuliah atau aktivitas lain, saya selalu bersyukur dan mengenang kembali masa-masa SULIT di Kupang, dan menganggap bahwa daerah ini yang TELAH menempa saya sehingga menjadi bermental “Berani GAGAL”. Dari hampir semua orang di Kupang ketika berdiskusi informal dengan saya, saya selalu menerima informasi-informasi NEGATIF berupa keluhan-keluhan mereka yang apabila dianalisis sesungguhnya keluhan-keluhan yang dikemukakan itu berasal atau bersumber dari luar diri mereka, bahkan seringkali menyalahkan alam! Satu hal yang PASTI bahwa Kupang sekarang telah jauh lebih maju dalam hal fasilitas dibandingkan ketika saya tinggal di Kupang sejak 1966-1983. Jika Anda pernah tinggal di Kupang pada masa 1974-1979, mungkin Anda adalah salah satu penumpang bemo (mobil angkot) yang dikendarai oleh saya, karena untuk membiayai sekolah S1 saya menjadi sopir bemo (angkutan kota) selama 6 (enam) tahun.
Ketika saya tanya mengapa banyak orang luar NTT (lahir di luar NTT) yang SUCCESS di Kupang? Mereka selalu menyatakan bahwa orang-orang itu hanya datang kumpul uang lalu pulang ke daerah mereka sehingga KUPANG diplesetkan sebagai Kumpul Uang Pulang. Saya menyatakan bahwa Anda telah melakukan ke-SALAH-an besar sejak awal yaitu memasukkan informasi NEGATIF ke dalam pikiran Anda yang merupakan faktor utama penghambat mencapai SUCCESS. Bagaimana kalau sekarang Anda menyuntikkan informasi POSITIF ke dalam pikiran dan mengubah akronim KUPANG = Kumpul Uang Pulang menjadi KUPANG = Kalau Usaha Pasti Akan Nama Gemilang? Saya yakin jika setiap hari dimasukkan informasi-informasi POSITIF yang memberikan semangat hidup kita, kemudian semua itu diterapkan secara GIGIH (lagi-lagi akronim GIGIH) PASTI kita akan SUCCESS (sasaran dan tujuan akan tercapai). Akronim GIGIH adalah:
- Gairah
- IMAN (Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda)
- Gagasan (ide-ide kreatif) yang diterapkan untuk mencapai SUCCESS
- Ilmu solusi masalah (problem solving and Decision making)
- HATI (Harmonisasi Antara Tindakan dan IMAN)
SUCCESS pribadi yang dicapai sekarang adalah solusi masalah terhadap semua ke-GAGAL-an dalam PRAKTEK nyata kehidupan, sehingga saya pun membuat akronim GAGAL, sebagai berikut:
- Gairah (Tetap bersemangat meskipun sasaran tidak tercapai–gagal; karena menganggap setiap hari merupakan hari terbaik saya, apapun hasilnya: success atau gagal). Diambil dari akronim ATTITUDE: Always making today is my best day.
- Alasan mengapa sasaran yang ditetapkan tidak tercapai (gagal)? Harus mencari akar-akar penyebab ke-GAGAL-an yang bersumber dari dalam diri kita pribadi (faktor internal diri).
- Gagasan (ide-ide kreatif) yang diterapkan untuk menghilangkan akar-akar penyebab masalah yang dihadapi.
- Amati hasilnya (outcome) setelah aplikasi gagasan untuk menghilangkan akar-akar penyebab dari masalah yang dihadapi.
NB: pengalaman pribadi dalam PRAKTEK sangat jarang saya menghadapi masalah yang sama sampai dua kali!
- Lanjutkan perbaikan atau peningkatan kinerja terus-menerus agar berusaha mencapai orang berkualitas total (TQP = Total Quality Person) yang “anti kesalahan” sehingga target “Zero Error/Defect” bisa tercapai.
Pengalaman praktek pribadi di atas menunjukkan bahwa: orang SUCCESS merupakan orang GAGAL yang “NGOTOT” untuk SUCCESS, karena mereka memperbaiki kehidupan mereka melalui Prinsip Akronim GAGAL (huruf besar) di atas ketika menghadapi masalah (gagal, huruf kecil); sedangkan orang gagal adalah orang yang TIDAK pernah gagal karena mereka tidak melakukan apa-apa (NATO = No Action Talk Only).
Kalau kita menjadikan Tuhan sebagai CEO (Chief Executive Officer) yang nyata dan konsisten menerapkan Mazmur 118:8 yaitu: “Lebih baik berlindung pada TUHAN daripada percaya kepada manusia”, maka berbagai mujizat uang sering terjadi di luar LOGIKA kita.
Dalam kitab suci baik Al Kitab maupun Al Qur’an telah jelas menyatakan hal itu, tinggal apakah kita meyakini dan menerapkan firman itu secara konsisten sehingga memperoleh “Ultimate SUCCESS“.
“Karena itu Aku berkata kepadamu: ‘Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?'”
Matius 6:25-26
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”
Matius 6:33 – 34
“Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi; maka jika dia memperoleh kebajikan, dia merasa puas, dan jika dia ditimpa suatu cobaan, dia berbalik ke belakang. Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata.”
QS. Al-Hajj [22:11]
“Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia”
QS. Al-Hajj [22: 50]
Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia tenggelamkan hamba tersebut dalam cobaan. Barang siapa yang tidak pernah mengalami musibah, maka ia jauh dari kasih sayang Allah (Hadist).
Prinsip TAAT dalam lampiran apabila diterapkan secara konsisten akan memberikan hasil sungguh LUAR BIASA dalam mencapai “Ultimate SUCCESS“.
Salam SUCCESS.
Why Is/Are Organization and/or People Difficult to Change?
All people basically want to be better and AGREE with the following PRODUCTIVITY and QUALITY principle: Today must be BETTER than yesterday, and tomorrow must be BETTER than today! But why in the PRACTICAL level is it difficult for them to implement that principle that HAS BEEN agreed upon? In layman’s terms, why DON’T people want to change; so that the change agents or those people who want that change become STRESSED and FRUSTRATED?
Based on my experience since I was pursuing my education, working as manager, and then as a consultant in Management System Design and Implementation from 1991 until today, then the statement that people DON’T WANT to change perhaps must be changed into people are UNABLE to change!
The attached diagram above will be able to explain why people are DIFFICULT (UNABLE) to move from Area 0 (Work-as-usual) to areas ONE, TWO, THREE, and FOUR.
Note the attached diagram, in order to be ABLE to move from Area 0 (work-as-usual) to ke Area 1, there will certainly be additional workload in reshaping our working life through working system redesign, etc. This extra workload can increase 100%; thus, those people will clearly object, unless there’s an extra INCENTIVE and/or they assign another specially dedicated person (free them from the main work) to make changes to the system.
The effectiveness of the new system will have been SIGNIFICANTLY visible in Area 3 and 4, NOT in AREA 1 and 2!
Therefore, if we see someone and/or organization that is SUCCESSFUL, DON’T look at the SUCCESS (the result in Area 4); BUT we must see and learn why does that person and/or organization is ABLE to pass Area 1 and 2 in order to reach Area 4 (SUCCESS).
Hopefully this information CAN be reflections for those who are heading toward Area 4 (SUCCESS) either independently or organizationally and currently are perhaps STRESSED and FRUSTRATED!
In order to reach Area 4 (SUCCESS), there needs to be Knowledge, Skills, and Excellent (Extraordinary) ATTITUDE in order to pass Area 1 and 2; and actually only FEW People and/or organization (less than 1%) who CAN reach that Area 4!
It is a task of a MOTIVATOR to influence and support in order for someone to want and be able to move from Area 0 (work-as-usual) and surpass Area 1 and 2 (Critical Areas) in order to work in EXCELLENT values system in Area 4 (SUCCESS). It is better if the learning and the on-field practices focus on AKS (Attitude, Knowledge, Skills) so that it becomes Habits that shape EXCELLENT character towards SUCCESS. Even if it is realized since the beginning that in the real world ONLY about 1% who can and be able to reach Area 4 that’s often called as SUCCESS.
Habits are value system patterns that are systematically arranged in someone due to interaction (slice) from AKS (Attitude, Knowledge, Skills). Habits can change through EFFECTIVE learning and practice, they are not things that cling so that they can’t be changed! EXCELLENT habits will shape EXCELLENT character towards SUCCESS.
SUCCESS is a consequence of an APPROPRIATE (ACTION). If related with performance management, then someone can be said SUCCESSFUL if his/her set performance targets and goals are accomplished. Thus, it is IMPOSSIBLE that we would reach SUCCESS without action alias are only being NATO (No Action Talk Only).
Based on my personal experience, I always do ACTION based on CORRECT PSDM (Problem Solving and Decision Making), which is to practice Quadrant 3 if that root of problem (obstacle towards SUCCESS) comes from myself (controllable internal factor), and Quadrant 4 if that root of problem (obstacle towards SUCCESS) comes from outside (uncontrollable, but expectable external factor).
Many people expect SUCCESS, BUT choose NO Action; thus they would experience performance setback and/or STRESS/FRUSTRATION.
ATTITUDE vs. USELESS
Whether coincidence or it is the way it is, if A to Z alphabets are given values as follows: A = 1, B = 2, C = 3, D = 4, E = 5, …….. X = 24, Y = 25, dan Z = 26, then the words ATTITUDE and USELESS, if numerically added, would total to 100 (Perfect).
ATTITUDE = A+T+T+I+T+U+D+E = 1 + 20 + 20 + 9 + 20 + 21 + 4 + 5 = 100 (SUCCESS)
USELESS = U+S+E+L+E+S+S = 21 + 19 + 5 + 12 + + 5 + 19 + 19 = 100 (FAILURE)
Whether right or wrong, I conclude that people who really pay attention to ATTITUDE by implementing EXCELLENT or positive values would SUCCEED 100%, whereas those who ignore and assume that the application of those positive EXCELLENT values is USELESS, then they would FAIL 100%. This conclusion is debatable depending on the individual self. Only the individual self and God that knows (if believes in God).
I won’t want to keep NEGATIVE words in my mind because they would only cause “waste of thinking“. Then, words like: useless, failed, poor, sick, etc. that are negative in nature will be erased from the mind’s dictionary. Conversely, POSITIVE and attractive words would always be made into acronym, in order for them to be easily remembered. Likewise the word ATTITUDE has acronym towards SUCCESS, which is for:
- Always making today is my best day
- Taking pride in a job well done
- Treating others with respect
- Isolating my negative thoughts
- Treating tasks as opportunities to SUCCESS
- Utilizing my talents everyday
- Doing the job right the first time
After practicing 7 attitudes above, we can then expect the best result (SUCCESS), through:
- Expecting positive outcomes everyday
SUCCESS vs. SUKSES
In my informal writing, I always write SUCCESS not SUKSES (in Indonesian), as well as say Best Regards for SUCCESS. Why? Because the word SUCCESS (in English) has equal meaning with the word SUKSES (in Indonesian). But, if I wrote SUKSES then I only entered one information about outcome into my mind, whereas if I wrote SUCCESS, I would then systematically enter seven information simultaneously in order to reach SUCCESS, and this would be planted or stuck in my brain because that SUCCESS is an acronym for the following:
- SET and SEE our goal (Expecting positive results everyday)
- UNDERSTAND the obstacles (to reach target)
- CLEAR your mind of doubt
- CREATE a positive mental picture
- EMBRACE the challenge ( = Dare to Fail)
- STAY on track (towards our target – Must FOCUS – Follow One Course Until Succeed)
- SHOW the world we can do it
If we look the acronym above, it means SUCCESS depends on our target; so that if our target has been reached, then we are called SUCCESSFUL. If so, is SUCCESS different for everybody? Then where is the universal measurement (performance indicator) of SUCCESS?
Indeed, a measurement of SUCCESS for A will surely be different than B’s; but if we refer to quality principles in someone’s self that is often called Total Quality Person (TQP), then SUCCESS is related with the SATISFACTION that is achieved. If A has been SATISFIED with the result of set target achievement, then at the moment, we can call him/her to has been SUCCESSFUL. Whereas, SUCCESS for B may differ because of his/her way higher set target than A’s. If so, for the moment, SUCCESS measurement is PUAS/Satisfied that can also be an acronym for: Pastikan Usaha Anda SUCCESS agar Anda PUAS/Make Sure Your Business SUCCESSFUL so that You’re Satisfied!
But, if we use generally accepted universal standard about SUCCESS, then the following SYSTEMIC approach in SUCCESSFUL management can be used as a general reference.
In management, SUCCESS is known in the GOLDEN TRIANGLE principle as shown in the attached picture.
Golden Triangle Principle divides efforts of improvement or performance improvement into three main areas, which are:
- “Wasteland”, which is the foot or the bottom part of the triangle, where 70% of time investment (or business) only give improvement or resulting increase of 10%. If we are in this area, then we can be called FAILED people, because we have low productivity index (output divided by input), which is: 10% / 70% = 14.29%. This means, productivity level in the “Wasteland” area is only about 14%. Unfortunately, this is the area that often receives our main attention in Indonesia, as the consequence of unplanned efforts.
- “Low Yield” is the middle part of the triangle, where 20% of time investment (or business) give improvement or resulting increase of 20%; thus, the productivity index in this area is only 20% / 20% = 100%. From three areas in the golden triangle, then this area is the working area that FRUSTRATES us most, because we want a large result of performance improvement or increase; but only little can be done productively and in quality.
- “(Golden Triangle)” is the top part of the triangle, where 10% of time investment (or business) give improvement or resulting increase of 70%; thus resulting in very high productivity index, which is 70% / 10% = 700%. If we have been in this area, then we have the right to be called ultimately SUCCESSFUL! Managers or SUCCESSFUL people, who have the knowledge about (PSDM = Problem Solving and Decision Making) and high commitment for continuous improvement or increase, will focus their attention in this working area (golden triangle). This is where the SYSTEM has worked independently, so that we ONLY do performance improvement of the SYSTEM through minimum efforts (about 10%). The application from all EXCELLENT values that is expressed in the above writing series will lead us, our family, our team, or our organization to the top of this “Golden Triangle”!
All those writings above are available in my book:The Ultimate SUCCESS Strategy, which its cover looks like my Facebook profile picture; but the book has been completely SOLD OUT and is not printed anymore.
I only sporadically write in my spare time (instead of doing nothing); like scattered leaves in fall, those things can be “fertilizers” to enrich the “land” (ATTITUDE = 100% SUCCESS) or not(USELESS = 100% gagal), but I’m okay either way.
All expressed above are my personal PRACTICAL experience in achieving SUCCESS until now; beginning from the FAILED experience since youth until the age of 22 years old in Kupang, NTT, the province that is often twistedly called by failed people as: Nasib Tidak Tentu/Uncertain Fate, Nanti Tuhan Tolong/God Will Help Later; whereas for SUCCESSFUL people, they will regard NTT as: Nasib Tergantung Tindakan, Namun Tetap dalam Tuhan/Fate Depends on Action, But Remains in God.
If I go to Kupang for giving lectures or other activities, I’m always grateful and remembering the HARD times in Kupang, as well as to regard this region as the one that HAD forged me into a person with “Dare to FAIL” mentality. From almost everybody in Kupang, when I have informal discussion with them, I always receive NEGATIVE information like their complaints, which if actually analyzed, those expressed complaints comes from outside themselves; they would even blame nature! One SURE thing is Kupang today has been more developed in its facilities compared to when I was still living in Kupang from 1966-1983. If you had ever lived in Kupang during 1974-1979, perhaps you were one of the bemo/minibus passengers that was driven by me, because in order to pay for my undergraduate study, I worked as a minibus driver for 6 (six) years.
When I ask why there are many outsiders (born outside NTT) who are SUCCESSFUL in Kupang? They always state that those people only come for the money, then go back to where they initially come from so that KUPANG is also twistedly called as Kumpul Uang Pulang/Collect Return-Home Money. I state that you have made big MISTAKE since the very beginning, which is by entering NEGATIVE information into your mind, which is the main retardant factor to achieve SUCCESS. What if now you inject POSITIVE information into your mind and change the acronym of KUPANG = Kumpul Uang Pulang/Collect Return-Home Money into KUPANG = Kalau Usaha Pasti Akan Nama Gemilang/If (you) Try, Certainly (your) Name (will be) Brilliantly Well Known? I believe, if everyday, POSITIVE information that gives our zests for lives is entered, and then applied in GIGIH/Persistent manner (again, acronym of GIGIH), SURELY we will SUCCEED (targets and goals will be achieved). Acronym of GIGIH is:
- Gairah/Passion
- IMAN/Faith (Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda/Sincere in Making God The Helmsman)
- Gagasan/Notion (creative ideas) that is implemented to reach SUCCESS
- Ilmu solusi masalah/Problem solving (and Decision making) skills
- HATI/Heart (Harmonisasi Antara Tindakan dan IMAN/Harmony Between Action and Faith)
Personal SUCCESS that is achieved now is the solution to problems of all FAILURES in real life’s PRACTICE, so that I also made acronym of GAGAL/Fail, as follows:
- Gairah/Passion (Remain spirited even though target is not achieved – failed; because I assume everyday as my best day, whatever the result: success or failure). Taken from the A of the acronym of ATTITUDE: Always making today is my best day.
- Alasan mengapa sasaran yang ditetapkan tidak tercapai (gagal)/Reason why the set target is not achieved (failed). We must find the roots that cause the FAILURE that comes from ourselves (internal factor).
- Gagasan (ide-ide kreatif) yang diterapkan untuk menghilangkan akar-akar penyebab masalah yang dihadapi/Notions (creative idea) implemented to eliminate the roots of the problems faced.
- Amati hasilnya (outcome) setelah aplikasi gagasan untuk menghilangkan akar-akar penyebab dari masalah yang dihadapi/Observe the outcome after applying notion to eliminate the roots of the problems faced.
NB: personal experience; in PRACTICE, it is very seldom for me to face the same problems twice!
- Lanjutkan perbaikan atau peningkatan kinerja terus-menerus agar berusaha mencapai orang berkualitas total (TQP = Total Quality Person) yang “anti kesalahan” sehingga target “Zero Error/Defect” bisa tercapai/Continue the continuous performance improvement or increase in order to be a “Total Quality Person” who is “anti-error” so that the target of “Zero Error/Defect” can be achieved.
The personal practical experience above shows that: SUCCESSFUL person is a FAILED person who “INSISTS” to SUCCEED, because they improve their lives through Acronymic Principle of GAGAL/Fail (capital letters) above when facing problems (gagal/fail, small letters); whereas failed person is someone who has NEVER failed because he/she never does anything (NATO = No Action Talk Only).
If we made God as the real CEO (Chief Executive Officer) and consistently applied Psalms 118:8, which says: “It is better to trust in the LORD than to put confidence in man”, then various money miracles would often happen beyond our LOGIC.
In bibles, either in the Bible or in Al Qur’an, they have clearly stated that matter, whether we would consistently believe and implement that word of God in order to receive “Ultimate SUCCESS” or not.
“Therefore I tell you, do not worry about your life, what you will eat or drink; or about your body, what you will wear. Is not life more than food, and the body more than clothes? Look at the birds of the air; they do not sow or reap or store away in barns, and yet your heavenly Father feeds them. Are you not much more valuable than they?”
Matthew 6:25-26
“But seek first his kingdom and his righteousness, and all these things will be given to you as well. Therefore do not worry about tomorrow, for tomorrow will worry about itself. Each day has enough trouble of its own”
Matthew 6:33 – 34
“And among people is he who worships Allah on the borderline; if any good befalls him, he is satisfied; but if a trial afflicts him, he utterly turns away. He will incur the loss of this world and the Hereafter. That indeed is a clear loss”
Surah Al-Hajj [22:11]
“So those who believe and act righteously shall be granted forgiveness and an honourable sustenance”
Surah Al-Hajj [22: 50]
Indeed, if Allah loves someone, then He will drown him/her in the trials. Any person who never experienced a disaster, is far from the love of Allah (Hadist).
The TAAT/Faithful principle in the attached picture, if applied consistently, would give EXTRAORDINARY result in achieving “Ultimate SUCCESS“.
Best Regards for SUCCESS.