2015

Home » Blog » 2015 » Mengapa Organisasi dan/atau Orang SULIT Berubah?

13-02-15

Mengapa Organisasi dan/atau Orang SULIT Berubah?



  • Bahasa Indonesia
  • English

Semua orang pada dasarnya ingin lebih baik dan SETUJU dengan prinsip PRODUKTIVITAS dan KUALITAS berikut: Hari ini harus LEBIH BAIK dari kemarin, dan hari esok harus LEBIH BAIK dari hari ini! Tetapi mengapa dalam tataran PRAKTEK mereka SULIT untuk menerapkan prinsip yang TELAH disetujui itu? Dalam bahasa awam mengapa orang TIDAK MAU berubah? Sehingga agen-agen perubahan atau orang-orang yang menginginkan perubahan itu menjadi STRESS dan FRUSTRASI?

Berdasarkan pengalaman saya sejak mengikuti pendidikan, bekerja sebagai manajer, konsultan dalam bidang Desain dan Implementasi Sistem Manajemen sejak 1991 sampai sekarang, maka pernyataan orang TIDAK MAU berubah mungkin perlu diubah menjadi orang TIDAK SANGGUP berubah!

Diagram terlampir di atas akan mampu menjelaskan mengapa orang-orang SULIT (TIDAK SANGGUP) berpindah dari Daerah NOL (Work-as-usual) ke Daerah SATU, DUA, TIGA dan EMPAT?

Perhatikan diagram terlampir, agar MAMPU berpindah dari Daerah NOL (work-as-usual) ke Daerah SATU, jelas-jelas akan ada tambahan beban kerja berupa menata kembali kehidupan bekerja kita melalui mendesain ulang sistem bekerja, dll. Beban kerja tambahan ini bisa meningkat 100%, sehingga jelas bagi orang-orang tersebut akan berkeberatan kecuali ada INSENTIF tambahan dan/atau menugaskan orang berdedikasi khusus (membebaskan dari pekerjaan utama) untuk melakukan perubahan sistem.

Efektivitas dari sistem baru akan terlihat secara SIGNIFIKAN pada Daerah TIGA dan EMPAT, BUKAN pada Daerah SATU dan DUA!

Dengan demikian apabila kita melihat seseorang dan/atau organisasi itu SUCCESS, maka JANGAN melihat ke-SUKSES-annya (hasil akhir dalam Daerah EMPAT), TETAPI kita harus melihat dan belajar mengapa orang dan/atau organisasi itu SANGGUP melewati Daerah SATU dan DUA sehingga mencapai Daerah EMPAT (SUCCESS)?

Mudah-mudahan informasi ini BISA menjadi bahan refleksi bagi mereka yang sedang menuju Daerah EMPAT (SUCCESS) baik bagi perorangan maupun organisasi yang saat ini mungkin sedang STRESS dan FRUSTRASI!

Untuk mencapai Daerah EMPAT (SUCCESS) memang perlu Knowledge, Skills, dan ATTITUDE Unggul (Luar Biasa) untuk melewati Daerah SATU dan DUA, dan memang hanya SEDIKIT Orang dan/atau organisasi (kurang dari 1%) yang SANGGUP mencapai DAERAH EMPAT itu!

Merupakan tugas seorang MOTIVATOR untuk mempengaruhi dan mendukung agar seseorang mau dan sanggup berpindah dari Daerah NOL (work-as-usual) melampaui Daerah SATU dan DUA (merupakan Daerah Kritis) agar bekerja dalam sistem nilai-nilai UNGGUL dalam Daerah 4 (SUCCESS).Alangkah baiknya apabila pembelajaran dan praktek-praktek lapangan menekankan pada AKS (Attitude, Knowledge, Skills) agar menjadi Habits sehingga membentuk karakter UNGGUL menuju SUCCESS. Meskipun disadari sejak awal bahwa dalam dunia nyata HANYA sekitar 1% yang mampu dan sanggup mencapai Daerah 4 yang sering disebut sebagai SUCCESS.

Habits adalah pola sistem nilai yang tersusun secara sistematik dalam diri seseorang karena interaksi (irisan) dari AKS (Attitude, Knowledge, Skills). Habits (kebiasaan-kebiasaan) ini dapat berubah melalui pembelajaran dan praktek yang EFEKTIF, bukan sesuatu yang melekat sehingga tidak bisa berubah! Kebiasaan-kebiasaan yang UNGGUL akan membentuk karakter UNGGUL menuju SUCCESS.


SUCCESS merupakan konsekuensi dari suatu TINDAKAN (ACTION) yang TEPAT. Jika dikaitkan dengan manajemen kinerja, maka seseorang dapat dikatakan SUCCESS apabila target-target kinerja dan sasaran yang ditetapkan tercapai. Dengan demikian MUSTAHIL kita akan mencapai SUCCESS tanpa tindakan apa-apa alias hanya NATO (No Action Talk Only).

Berdasarkan pengalaman pribadi saya selalu melakukan ACTION berbasiskan PSDM (Problem Solving and Decision Making) yang TEPAT, yaitu mempraktekkan Kuadran 3 apabila akar penyebab masalah (hambatan menuju SUCCESS) itu bersumber dari dalam diri (faktor internal yang dapat dikendalikan), dan Kuadran 4 apabila akar penyebab masalah (hambatan menuju SUCCESS) itu bersumber dari luar diri (faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan tetapi dapat diperkirakan).

Banyak orang mengharapkan SUCCESS TETAPI memilih NO Action, sehingga mengalami kemunduran kinerja dan/atau STRESS/FRUSTRASI.


ATTITUDE vs. USELESS

Entah kebetulan atau memang demikian adanya, apabila abjad A sampai Z diberikan nilai sebagai berikut: A = 1, B = 2, C = 3, D = 4, E = 5, …….. X = 24, Y = 25, dan Z = 26, maka kata ATTITUDE dan USELESS apabila dijumlahkan akan bernilai 100 (Sempurna).

ATTITUDE = A+T+T+I+T+U+D+E = 1 + 20 + 20 + 9 + 20 + 21 + 4 + 5 = 100 (SUCCESS)
USELESS = U+S+E+L+E+S+S = 21 + 19 + 5 + 12 + + 5 + 19 + 19 = 100 (GAGAL)

Entah benar atau salah, saya berkesimpulan bahwa orang-orang yang sangat peduli kepada ATTITUDE berupa menerapkan nilai-nilai UNGGUL atau positif akan SUCCESS 100%, sedangkan mereka yang mengabaikan dan menganggap bahwa aplikasi nilai-nilai UNGGUL yang positif itu percuma atau tidak bermanfaat (USELESS) maka akan GAGAL 100%. Kesimpulan ini dapat diperdebatkan tergantung pada diri masing-masing. Hanya diri sendiri dan Tuhan yang tahu (jika percaya kepada Tuhan).

Saya tidak akan mau menyimpan kata-kata NEGATIF dalam pikiran karena hanya menyebabkan “waste of thinking“. maka kata-kata seperti: percuma, gagal, miskin, sakit, dll yang bersifat negatif akan dihapus dari kamus pikiran. Sebaliknya kata-kata POSITIF yang menarik selalu dijadikan akronim, agar mudah mengingat. Demikian pula kata ATTITUDE memiliki akronim menuju SUCCESS, yaitu:

  • Always making today is my best day

    (Selalu membuat hari ini merupakan hari terbaik saya)

  • Taking pride in a job well done

    (Bangga terhadap setiap pekerjaan yang telah diselesaikan dengan baik)

  • Treating others with respect

    (Memperlakukan orang lain dengan rasa hormat)

  • Isolating my negative thoughts

    (Membuang semua pikiran negatif saya)

  • Treating tasks as opportunities to SUCCESS

    (Memperlakukan tugas sebagai kesempatan menuju SUCCESS)

  • Utilizing my talents everyday

    (Menggunakan talenta saya setiap hari)

  • Doing the job right the first time

    (Melakukan hal-hal yang benar sejak awal)

Setelah mempraktekkan 7 sikap di atas, maka sekarang kita boleh mengharapkan hasil terbaik (SUCCESS), melalui:

  • Expecting positive outcomes everyday

    (Mengharapkan hasil-hasil positif setiap hari)


SUCCESS vs. SUKSES

Dalam tulisan informal saya selalu menulis SUCCESS bukan SUKSES, serta mengucapkan Salam SUCCESS bukan Salam SUKSES. Mengapa? Memang kata SUCCESS (dalam bahasa Inggris) adalah sama saja artinya dengan kata SUKSES (dalam bahasa Indonesia). Tetapi apabila saya menulis SUKSES maka saya hanya memasukkan satu informasi tentang hasil (outcome) ke dalam pikiran, sedangkan apabila saya menulis SUCCESS maka saya akan memasukkan sekaligus tujuh informasi secara sistematik untuk mencapai SUKSES, dan hal ini akan tertanam atau melekat dalam otak karena SUCCESS itu merupakan akronim berikut:

  • SET and SEE our goal (Mengharapkan hasil-hasil positif setiap hari)
  • UNDERSTAND the obstacles (Memahami hambatan-hambatan mencapai sasaran)
  • CLEAR your mind of doubt (Membersihkan pikiran tentang keragu-raguan)
  • CREATE a positive mental picture (Menciptakan gambaran mental positif)
  • EMBRACE the challenge (Menerima tantangan = Berani Gagal)
  • STAY on track (Tetap pada jalur menuju sasaran kita—Harus Focus–Follow one course until success)
  • SHOW the world we can do it (Tunjukkan pada dunia bahwa kita dapat melakukan itu)

Jika kita melihat akronim di atas berarti SUCCESS tergantung pada sasaran kita, sehingga apabila sasaran kita telah tercapai maka kita disebut SUCCESS. Jika demikian apakah SUCCESS itu berbeda pada setiap orang? Lalu di mana ukuran universal (indikator kinerja) tentang SUCCESS?

Memang ukuran SUCCESS bagi si A tentu saja berbeda bagi si B, tetapi jika kita mengacu pada prinsip-prinsip kualitas pada diri seseorang yang sering disebut sebagai Total Quality Person (TQP), maka SUCCESS itu berkaitan dengan ke-PUAS-an yang dicapai. Jika si A telah PUAS dengan hasil pencapaian sasaran yang ditetapkan maka untuk sementara kita boleh menyebut dia telah SUCCESS. Sedangkan SUCCESS bagi si B mungkin berbeda karena penetapan sasaran yang jauh lebih tinggi daripada si A. Jika demikian untuk sementara ukuran SUCCESS adalah PUAS yang juga boleh diakronimkan sebagai: Pastikan Usaha Anda SUCCESS agar Anda PUAS!

Namun apabila kita menggunakan standar universal yang berlaku umum tentang SUCCESS, maka pendekatan SISTEM dalam manajemen SUCCESS berikut dapat dijadikan acuan umum.

Dalam manajemen SUCCESS dikenal prinsip SEGITIGA EMAS seperti ditunjukkan dalam bagan terlampir.

Prinsip Segitiga Emas membagi usaha-usaha perbaikan atau peningkatan kinerja ke dalam tiga area utama, yaitu:

  • Wasteland” yang merupakan kaki atau bagian dasar dari segitiga, di mana 70% investasi dalam waktu (atau usaha-usaha) hanya memberikan perbaikan atau peningkatan hasil sebesar 10%. Jika kita berada dalam area ini, maka kita boleh disebut orang GAGAL, karena memiliki indeks produktivitas (output dibagi input) yang rendah, yaitu: 10% / 70% = 14.29%. Artinya tingkat produktivitas dalam area “Wasteland” hanya sekitar 14%. Sayangnya area ini yang sering memperoleh perhatian utama dari kita di Indonesia, sebagai konsekuensi dari usaha-usaha yang tidak terencana (unplanned efforts).
  • “Hasil Rendah (Low Yield)” merupakan bagian tengah dari segitiga, di mana 20% investasi dalam waktu (atau usaha-usaha) memberikan perbaikan atau peningkatan hasil sebesar 20%, sehingga indeks produktivitas dalam area ini hanya 20% / 20% = 100%. Dari ketiga area dalam segitiga emas, maka area ini merupakan area kerja yang paling menimbulkan FRUSTRASI bagi kita, karena kita menginginkan hasil perbaikan atau peningkatan kinerja yang besar, namun hanya sedikit yang dapat dikerjakan secara produktif dan berkualitas.
  • “Segitiga Emas (Golden Triangle)” merupakan bagian puncak dari segitiga, di mana 10% investasi dalam waktu (atau usaha-usaha) memberikan perbaikan atau peningkatan hasil sebesar 70%, sehingga indeks produktivitas sangat tinggi yaitu 70% / 10% = 700%. Jika kita telah berada dalam area ini, maka kita telah layak disebut SUCCESS yang sesungguhnya! Para manajer maupun orang-orang SUCCESS yang memiliki pengetahuan tentang solusi masalah (PSDM = Problem Solving and Decision Making) dan komitmen tinggi untuk perbaikan atau peningkatan terus-menerus akan memfokuskan perhatian pada area kerja (golden triangle) ini. Di sinilah SISTEM telah bekerja mandiri, sehingga kita CUKUP melakukan peningkatan kinerja SISTEM melalui usaha-usaha minimum saja (sekitar 10%). Aplikasi dari semua nilai-nilai UNGGUL yang dikemukan dalam serial tulisan di atas akan membawa kita, keluarga kita, tim kita, atau organisasi kita ke puncak “Segitiga Emas (Golden Triangle)” ini!

Semua tulisan di atas itu telah ada dalam buku saya: The Ultimate SUCCESS Strategy yang cover-nya seperti terlihat dalam foto Facebook saya, di mana bukunya telah HABIS terjual dan tidak dicetak lagi.

Saya hanya iseng-iseng menulis di waktu luang (daripada bengong), ibarat daun-daun berserakan di musim kemarau, jika hal itu menjadi “pupuk” untuk menyuburkan “tanah” maka OK (ATTITUDE = 100% SUCCESS), jika tidak pun tidak apa-apa (USELESS = 100% gagal).

Semua yang dikemukakan di atas adalah pengalaman PRAKTEK pribadi dalam mencapai SUCCESS sekarang, mulai dari pengalaman GAGAL sejak masa kecil sampai usia 22 tahun di Kupang, NTT, daerah yang sering diplesetkan oleh orang gagal sebagai: Nasib Tidak Tentu, Nanti Tuhan Tolong; sedangkan bagi orang SUCCESS akan memandang NTT sebagai: Nasib Tergantung Tindakan, Namun Tetap dalam Tuhan.

Jika saya ke Kupang dalam rangka memberikan kuliah atau aktivitas lain, saya selalu bersyukur dan mengenang kembali masa-masa SULIT di Kupang, dan menganggap bahwa daerah ini yang TELAH menempa saya sehingga menjadi bermental “Berani GAGAL”. Dari hampir semua orang di Kupang ketika berdiskusi informal dengan saya, saya selalu menerima informasi-informasi NEGATIF berupa keluhan-keluhan mereka yang apabila dianalisis sesungguhnya keluhan-keluhan yang dikemukakan itu berasal atau bersumber dari luar diri mereka, bahkan seringkali menyalahkan alam! Satu hal yang PASTI bahwa Kupang sekarang telah jauh lebih maju dalam hal fasilitas dibandingkan ketika saya tinggal di Kupang sejak 1966-1983. Jika Anda pernah tinggal di Kupang pada masa 1974-1979, mungkin Anda adalah salah satu penumpang bemo (mobil angkot) yang dikendarai oleh saya, karena untuk membiayai sekolah S1 saya menjadi sopir bemo (angkutan kota) selama 6 (enam) tahun.

Ketika saya tanya mengapa banyak orang luar NTT (lahir di luar NTT) yang SUCCESS di Kupang? Mereka selalu menyatakan bahwa orang-orang itu hanya datang kumpul uang lalu pulang ke daerah mereka sehingga KUPANG diplesetkan sebagai Kumpul Uang Pulang. Saya menyatakan bahwa Anda telah melakukan ke-SALAH-an besar sejak awal yaitu memasukkan informasi NEGATIF ke dalam pikiran Anda yang merupakan faktor utama penghambat mencapai SUCCESS. Bagaimana kalau sekarang Anda menyuntikkan informasi POSITIF ke dalam pikiran dan mengubah akronim KUPANG = Kumpul Uang Pulang menjadi KUPANG = Kalau Usaha Pasti Akan Nama Gemilang? Saya yakin jika setiap hari dimasukkan informasi-informasi POSITIF yang memberikan semangat hidup kita, kemudian semua itu diterapkan secara GIGIH (lagi-lagi akronim GIGIH) PASTI kita akan SUCCESS (sasaran dan tujuan akan tercapai). Akronim GIGIH adalah:

  • Gairah
  • IMAN (Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda)
  • Gagasan (ide-ide kreatif) yang diterapkan untuk mencapai SUCCESS
  • Ilmu solusi masalah (problem solving and Decision making)
  • HATI (Harmonisasi Antara Tindakan dan IMAN)

SUCCESS pribadi yang dicapai sekarang adalah solusi masalah terhadap semua ke-GAGAL-an dalam PRAKTEK nyata kehidupan, sehingga saya pun membuat akronim GAGAL, sebagai berikut:

  • Gairah (Tetap bersemangat meskipun sasaran tidak tercapai–gagal; karena menganggap setiap hari merupakan hari terbaik saya, apapun hasilnya: success atau gagal). Diambil dari akronim ATTITUDE: Always making today is my best day.
  • Alasan mengapa sasaran yang ditetapkan tidak tercapai (gagal)? Harus mencari akar-akar penyebab ke-GAGAL-an yang bersumber dari dalam diri kita pribadi (faktor internal diri).
  • Gagasan (ide-ide kreatif) yang diterapkan untuk menghilangkan akar-akar penyebab masalah yang dihadapi.
  • Amati hasilnya (outcome) setelah aplikasi gagasan untuk menghilangkan akar-akar penyebab dari masalah yang dihadapi.

    NB: pengalaman pribadi dalam PRAKTEK sangat jarang saya menghadapi masalah yang sama sampai dua kali!

  • Lanjutkan perbaikan atau peningkatan kinerja terus-menerus agar berusaha mencapai orang berkualitas total (TQP = Total Quality Person) yang “anti kesalahan” sehingga target “Zero Error/Defect” bisa tercapai.

Pengalaman praktek pribadi di atas menunjukkan bahwa: orang SUCCESS merupakan orang GAGAL yang “NGOTOT” untuk SUCCESS, karena mereka memperbaiki kehidupan mereka melalui Prinsip Akronim GAGAL (huruf besar) di atas ketika menghadapi masalah (gagal, huruf kecil); sedangkan orang gagal adalah orang yang TIDAK pernah gagal karena mereka tidak melakukan apa-apa (NATO = No Action Talk Only).


Kalau kita menjadikan Tuhan sebagai CEO (Chief Executive Officer) yang nyata dan konsisten menerapkan Mazmur 118:8 yaitu: “Lebih baik berlindung pada TUHAN daripada percaya kepada manusia”, maka berbagai mujizat uang sering terjadi di luar LOGIKA kita.

Dalam kitab suci baik Al Kitab maupun Al Qur’an telah jelas menyatakan hal itu, tinggal apakah kita meyakini dan menerapkan firman itu secara konsisten sehingga memperoleh “Ultimate SUCCESS“.

“Karena itu Aku berkata kepadamu: ‘Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?'”

Matius 6:25-26

“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”

Matius 6:33 – 34

“Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi; maka jika dia memperoleh kebajikan, dia merasa puas, dan jika dia ditimpa suatu cobaan, dia berbalik ke belakang. Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata.”

QS. Al-Hajj [22:11]

“Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia”

QS. Al-Hajj [22: 50]

Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia tenggelamkan hamba tersebut dalam cobaan. Barang siapa yang tidak pernah mengalami musibah, maka ia jauh dari kasih sayang Allah (Hadist).

Prinsip TAAT dalam lampiran apabila diterapkan secara konsisten akan memberikan hasil sungguh LUAR BIASA dalam mencapai “Ultimate SUCCESS“.

Salam SUCCESS.

WordPress Tabs Free Version

Posted in

Alamat:

Baranangsiang Indah A2 No. 9, Bogor 16143

Telepon:

0251-833 2933

Whatsapp:

0813 1940 6433

E-mail:

vincentgaspersz@yahoo.com
vincentgaspersz17@gmail.com

Website:

www.vincentgaspersz.com

© 2024 VincentGaspersz.com. All Rights Reserved.
Design by Velocity Developer.

css.php