2016

Home » Blog » 2016 » Evaluasi Kesiapan Mengadopsi Model Keunggulan Organisasi

24-08-16

Evaluasi Kesiapan Mengadopsi Model Keunggulan Organisasi



  • Bahasa Indonesia
  • English

Oleh: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt
ASQ CMQ/OE, CQE, CQA, CSSBB
APICS CFPIM, CSCP
IQF Six Sigma Master Black Belt
RAB-QSA CMSP

Satu model keunggulan organisasi yang sangat populer di dunia adalah: Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE) atau sering disebut sebagai Baldrige National Quality Program.

The Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) atau sering disebut secara singkat sebagai Baldrige National Quality Program adalah:

  • sistem manajemen kualitas formal yang berlaku di Amerika Serikat,
  • diciptakan pertama kali oleh U.S. Congress pada tahun 1987 di bawah Public Law 100-107, sebagai penghormatan kepada Malcolm Baldrige, Commerce Department Secretary, yang meninggal dunia dalam kecelakaan olahraga berkuda pada tahun 1987.
  • Presiden Ronald Reagan, pada 20 Agustus 1987 menandatangani Malcolm Baldrige National Quality Improvement Act of 1987 menjadi undang-undang (Public Law 100-107).
  • MBNQA atau Baldrige National Quality Program (BNQP) berada di bawah tanggung jawab the National Institute of Standards and Technology (NIST).
  • penghargaan Malcolm Baldrige Award ini diberikan setiap tahun dan diserahkan langsung oleh Presiden Amerika Serikat.
  • Public-Law 100-107 menetapkan tiga kategori bisnis yang berhak untuk memperoleh MBNQA, yaitu: manufaktur, jasa, dan bisnis kecil.
  • Sampai saat ini, Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence (MBCfPE) telah diadopsi oleh puluhan ribu perusahaan di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia yang mengadopsi MBCfPE menjadi Indonesian Quality Award (IQA) for BUMN (Badan Usaha Milik Negara).

Tujuan dari MBNQA adalah:

  1. Membantu meningkatkan praktek-praktek kinerja organisasi, kemampuan, dan hasil-hasil.
  2. Memudahkan komunikasi dan sharing informasi tentang praktek-praktek terbaik di antara organisasi-organisasi.
  3. Berfungsi sebagai alat manajemen untuk memahami dan mengelola kinerja serta untuk pedoman perencanaan dan kesempatan untuk pembelajaran.

Alasan Memilih MBCfPE

Paling sedikit terdapat enam alasan yang mendasar, mengapa organisasi-organisasi lokal maupun kelas dunia memilih MBCfPE sebagai kerangka kerja dari sistem manajemen mereka.

  • MBCfPE mampu mengidentifikasi kekuatan-kekuatan dan kesempatan-kesempatan untuk perbaikan (opportunities for improvement = OFI) dari berbagai area dalam organisasi yang berkaitan dengan:
    • kepemimpinan,
    • perencanaan strategik,
    • fokus pasar dan pelanggan,
    • pengukuran, analisis dan manajemen pengetahuan,
    • fokus sumber daya manusia,
    • manajemen proses, dan
    • keunggulan kinerja yang berkaitan dengan: produk dan proses; kepuasan pelanggan; peningkatan pasar (penjualan, pangsa pasar, dll) dan finansial (keuntungan, return-on-investment-ROI, dll); peningkatan kompetensi dan pembelajaran sumber daya manusia; peningkatan proses terus-menerus; peningkatan kepemimpinan dan tanggung jawab sosial.
  • MBCfPE memberikan kerangka kerja untuk peningkatan menuju keunggulan kinerja melalui memberikan kebebasan kepada manajemen untuk melaksanakan strategi-strategi bisnis mandiri dan program-program peningkatan keunggulan kinerja.
  • MBCfPE merupakan kerangka kerja manajemen terintegrasi, mencakup semua faktor yang mendefinisikan organisasi, proses-proses operasional, dan hasil-hasil kinerja yang jelas dan terukur.
  • MBCfPE berfokus pada persyaratan-persyaratan untuk mencapai keunggulan kinerja, bukan sekedar aplikasi prosedur-prosedur, alat-alat, atau teknik-teknik.
  • MBCfPE mudah beradaptasi dengan lingkungan bisnis, dapat diterapkan pada organisasi besar maupun kecil, organisasi lokal yang hanya beroperasi di suatu negara maupun kelas dunia yang beroperasi di banyak negara.
  • MBCfPE telah terbukti merupakan praktek-praktek manajemen global yang valid untuk meningkatkan keunggulan kinerja organisasi.

Pendekatan yang digunakan untuk implementasi Kriteria Malcolm Baldrige adalah ADLI, suatu akronim untuk: Approach (Pendekatan), Deployment (Penyebarluasan), Learning(Pembelajaran), dan Integration (Integrasi).

Approach (A) mengacu pada:

  • Metode yang digunakan untuk menyempurnakan atau meningkatkan proses,
  • Ketepatan dari metode terhadap kebutuhan atau persyaratan Item-item Kriteria Malcolm Baldrige,
  • Efektivitas dari metode yang digunakan,
  • Derajat atau tingkat di mana pendekatan itu dapat diulang dan berdasarkan pada data dan informasi (misalnya: pendekatan sistematik PDSA—Plan, Do, Study, Act atau DMAIC—Define, Measure, Analyze, Improve, Control).

Deployment (D) mengacu pada perluasan:

  • Pendekatan yang diterapkan dalam memenuhi persyaratan Item-item Kriteria Malcolm Baldrige yang relevan dan penting terhadap organisasi,
  • Pendekatan yang diterapkan secara konsisten,
  • Pendekatan yang digunakan oleh semua unit kerja yang sesuai.

Learning (L) mengacu pada:

  • Perbaikan pendekatan melalui siklus evaluasi dan peningkatan,
  • Dukungan perubahan terobosan terhadap pendekatan (approach) melalui inovasi,
  • Saling membagi (sharing) perbaikan dan inovasi dengan unit kerja relevan yang lain dan proses-proses dalam organisasi.

Integrasi (I) mengacu pada perluasan:

  • Pendekatan yang diselaraskan atau diintegrasikan dengan kebutuhan organisasi yang diidentifikasi dalam Profil Organisasi dan Item-item Kriteria Malcolm Baldrige yang lain,
  • Sistem-sistem pengukuran, informasi, dan peningkatan yang saling melengkapi sepanjang proses dan unit-unit kerja,
  • Rencana-rencana, proses-proses, hasil-hasil, analisis-analisis, pembelajaran, dan tindakan-tindakan yang diharmonisasikan sepanjang proses-proses dan unit-unit kerja untuk mendukung sasaran-sasaran lingkup organisasi.

WordPress Tabs Free Version

Posted in
css.php